Suyip, warga Desa Sempolan, Kecamatan Silo, Jember, penumpang KMP Tunu Pratama Jaya, korban selamat. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama menyisakan kisah pilu, namun juga cerita heroik dari para korban selamat. Dua di antaranya, Suyip dan Samsul Hidayat, berbagi cerita mencekam saat kapal tiba-tiba terbalik tanpa peringatan.
Suyip, warga Desa Sempolan, Kecamatan Silo, Jember, yang saat itu berada di dalam kendaraan Mitsubishi L300 miliknya di dek kapal bersama dua penumpang lain, mengaku tak merasakan ada tanda bahaya sebelumnya.
"Nggak ada peringatan, tiba-tiba kapal miring ke
kiri, lalu terbalik. Saya berenang sampai ketemu kapal karet yang waktu itu
ditumpangi 16 penumpang lain," ujar Suyip, menceritakan detik-detik
mengerikan yang terjadi begitu cepat.
Senada dengan Samsul Hidayat, warga Desa Benelan Lor,
Kecamatan Kabat, juga menceritakan betapa cepatnya peristiwa itu terjadi. Ia
bahkan menyebut kapal terbalik hanya dalam waktu tiga menit saja.
"Kejadiannya cepat sekali. Cuma tiga menit,"
kata Samsul saat tiba di Posko Pelabuhan Ketapang, Kamis (3/7/2025) sore.
Samsul mengisahkan, tragedi bermula saat gelombang besar
menerjang kapal menjelang tengah malam. Ombak tinggi itu membuat kendaraan di
kapal bergeser dari posisinya. "Lalu ada gelombang lagi. Mesin langsung
mati," lanjutnya.
Dalam waktu singkat, kapal pun mulai tenggelam. Tanpa
pikir panjang, Samsul bersama banyak penumpang lain memutuskan untuk melompat
menyelamatkan diri.
Menururtnya, saat melompat Samsul tanpa menggunakan jaket
pelampung. Beruntung, beberapa jaket pelampung terlihat mengambang di perairan
setelah badan kapal lenyap ditelan ombak.
Samsul pun berhasil meraih salah satunya untuk tetap
bertahan. Selama sekitar lima jam, Samsul terombang-ambing di tengah lautan
yang gelap gulita bersama penumpang lain.
"Saya itu di tengah laut sama orang-orang
(penumpang) lain sekitar lima jam," akunya.
Kelegaan menghampirinya sekitar pukul 5 pagi, saat ia
melihat kapal nelayan melintas di dekatnya. "Jam 5 pagi itu, saya ditolong
oleh nelayan," tutur Samsul.
Oleh nelayan, Samsul kemudian diangkut ke daratan menuju
perairan sekitar Pelabuhan Gilimanuk. Ia sempat dievakuasi ke Posko di
pelabuhan sebelum akhirnya dipindahkan ke Pelabuhan Ketapang.
Setelah berhasil selamat, Samsul segera menghubungi
keluarganya di rumah. Ia meminta mereka untuk tetap tenang dan tidak perlu
datang ke posko agar tidak terlalu khawatir dan histeris.
“Saya pulang sendiri, berharap segera berkumpul kembali dengan keluarga di rumah setelah melewati cobaan berat ini,” ucapnya. (man)