Pengakuan Korban Selamat Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya: Tak Ada Alarm, Miring 3 Menit Lalu TerbalikPos SAR Banyuwangi

Pengakuan Korban Selamat Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya: Tak Ada Alarm, Miring 3 Menit Lalu Terbalik

Suyip, warga Desa Sempolan, Kecamatan Silo, Jember, penumpang KMP Tunu Pratama Jaya, korban selamat. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama menyisakan kisah pilu, namun juga cerita heroik dari para korban selamat. Dua di antaranya, Suyip dan Samsul Hidayat, berbagi cerita mencekam saat kapal tiba-tiba terbalik tanpa peringatan.

Suyip, warga Desa Sempolan, Kecamatan Silo, Jember, yang saat itu berada di dalam kendaraan Mitsubishi L300 miliknya di dek kapal bersama dua penumpang lain, mengaku tak merasakan ada tanda bahaya sebelumnya.

"Nggak ada peringatan, tiba-tiba kapal miring ke kiri, lalu terbalik. Saya berenang sampai ketemu kapal karet yang waktu itu ditumpangi 16 penumpang lain," ujar Suyip, menceritakan detik-detik mengerikan yang terjadi begitu cepat.

Baca Juga :

Senada dengan Samsul Hidayat, warga Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat, juga menceritakan betapa cepatnya peristiwa itu terjadi. Ia bahkan menyebut kapal terbalik hanya dalam waktu tiga menit saja.

"Kejadiannya cepat sekali. Cuma tiga menit," kata Samsul saat tiba di Posko Pelabuhan Ketapang, Kamis (3/7/2025) sore.

Samsul mengisahkan, tragedi bermula saat gelombang besar menerjang kapal menjelang tengah malam. Ombak tinggi itu membuat kendaraan di kapal bergeser dari posisinya. "Lalu ada gelombang lagi. Mesin langsung mati," lanjutnya.

Dalam waktu singkat, kapal pun mulai tenggelam. Tanpa pikir panjang, Samsul bersama banyak penumpang lain memutuskan untuk melompat menyelamatkan diri.

Menururtnya, saat melompat Samsul tanpa menggunakan jaket pelampung. Beruntung, beberapa jaket pelampung terlihat mengambang di perairan setelah badan kapal lenyap ditelan ombak.

Samsul pun berhasil meraih salah satunya untuk tetap bertahan. Selama sekitar lima jam, Samsul terombang-ambing di tengah lautan yang gelap gulita bersama penumpang lain.

"Saya itu di tengah laut sama orang-orang (penumpang) lain sekitar lima jam," akunya.

Kelegaan menghampirinya sekitar pukul 5 pagi, saat ia melihat kapal nelayan melintas di dekatnya. "Jam 5 pagi itu, saya ditolong oleh nelayan," tutur Samsul.

Oleh nelayan, Samsul kemudian diangkut ke daratan menuju perairan sekitar Pelabuhan Gilimanuk. Ia sempat dievakuasi ke Posko di pelabuhan sebelum akhirnya dipindahkan ke Pelabuhan Ketapang.

Setelah berhasil selamat, Samsul segera menghubungi keluarganya di rumah. Ia meminta mereka untuk tetap tenang dan tidak perlu datang ke posko agar tidak terlalu khawatir dan histeris.

“Saya pulang sendiri, berharap segera berkumpul kembali dengan keluarga di rumah setelah melewati cobaan berat ini,” ucapnya. (man)