Perupa S Yadi K Berpulang, Bupati Ipuk: Banyuwangi Kehilangan Seniman BerdedikasiPemkab Banyuwangi

Perupa S Yadi K Berpulang, Bupati Ipuk: Banyuwangi Kehilangan Seniman Berdedikasi

(Foto: humas/kab/bwi)

KabarBanyuwangi.co.id – Dunia seni Banyuwangi berduka. Perupa kenamaan Indonesia asal Banyuwangi, S. Yadi K, telah berpulang, setelah sebelumnya dirawat di RSUD Blambangan, Kamis pagi (12/9/2024)

"Banyuwangi kehilangan sosok seniman yang berdedikasi. Selamat jalan Pak Yadi, karya-karyamu akan selalu dikenang," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, usai mengunjungi rumah duka di jalan Widuri, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, Jumat (13/9/2024). 

Di rumah duka Ipuk diterima langsung istri almarhum, Khotimah Syam beserta keluarga. Ipuk yang datang bersama sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) turut membacakan tahlil.

Baca Juga :

Ipuk mengatakan sudah cukup lama mengenal pelukis kenamaan yang memiliki nama asli Supriyadi bin Kusnun tersebut. 

"Banyak karya-karya beliau yang menginspirasi terutama bagi seniman-seniman muda di Banyuwangi, bahkan di Indonesia," kata Ipuk.

Ipuk mengatakan sangat kagum terhadap sosok S. Yadi K. Menurut dia, Pak Yadi merupakan seniman yang sangat konsisten. Bahkan, dalam kondisi sakit Yadi tetap berkarya.

“Konsistensi dan dedikasi beliau itu yang menjadi mengispirasi  kita semua,” tuturnya.

Ipuk menambahkan, dirinya memiliki dua koleksi lukisan karya S. Yadi K. Satu lukisan Gandrung yang dipajang di Pendapa Sabha Swagata Blambangan, satu lukisan lain dipasang kediaman pribadi Ipuk, yakni lukisan bertema panen padi.

“Banyuwangi kehilangan sosok seniman yang luar biasa dedikasinya. Kita doakan amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Karya-karya beliau ada bagian amal beliau,” kata Ipuk.

Ipuk juga mengaku semakin kagum saat berkunjung ke kediaman S. Yadi K. Di rumah tersebut terdapat sejumlah lukisan karya mendiang Yadi.

“Ada foto keluarga yang dilukis sendiri, foto beliau dan istri yang dilukis sendiri, ada juga foto anak-anaknya yang beliau lukis sendiri. Ini melambangkan bahwa beliau sangat cinta keluarga. Family man,” kata Ipuk.

“Beliau tidak hanya meninggalkan karya untuk masyarakat, tetapi juga untuk keluarga,” imbuh Ipuk.

Yadi mengembuskan napas terakhir pada usia 66 tahun di RSUD Blambangan, Kamis pagi (12/9/2024).

Kondisi kesehatan pria kelahiran 6 Agustus 1958 cukup lama menurun. Namun, dalam kondisi kurang sehat, Yadi masih saja menyempatkan waktu untuk melukis. (humas/kab/bwi)