Wakil Ketua Komisi I DPRD Banyuwangi, Marifatul Kamila. (Foto: Fattahur/Dok)
KabarBanyuwangi.co.id - Dalam rentan waktu tiga bulan berjalan, polisi di Banyuwangi telah mengungkap kurang lebih 10 kasus kekerasan seksual.
Dari hasil ungkap perkara tersebut, para pelakunya sudah diamankan polisi. Ironisnya korban kebanyakan masih berusia dibawah umur.
Tingginya kasus yang terjadi tersebut membuat Wakil Ketua
Komisi I DPRD Banyuwangi, Marifatul Kamila merasa prihatin.
"Jelas kami prihatin. Apalagi korbannya masih di
bawah umur," kata Marifatul Kamila kepada wartawan, Jumat (10/3/2023).
Politisi perempuan yang akrab disapa Rifa ini pun
berharap agar pihak orang tua lebih meningkatkan pengawasan terhadap sang buah
hati.
Tak hanya orang tua, semua elemen masyarakat mulai dari
organisasi masyarakat ataupun tokoh agama, dan seluruh stakeholder, kata Rifa,
harus turut terlibat melakukan pencegahan dan ikut menerangi kekerasan seksual
yang kerap menimpa perempuan dan anak.
"Sembari kita berupaya, kita juga membutuhkan peran
seluruh elemen masyarakat. Sehingga harapannya, di Banyuwangi tidak ada lagi
kekerasan terhadap anak," ungkapnya.
Hasil pengamatannya, lanjut Rifa, ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kekerasan pada anak. Diantaranya, faktor kurang
perhatian dari keluarga, lingkungan, kemudian teknologi.
"Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat.
Jadi, mereka meniru apa yang ada di gadget, kemudian dicontohkan kepada orang
di sekitarnya," ujarnya.
Rifa menyebut, Banyuwangi sudah memiliki Peraturan Daerah
(Perda) tentang Kabupaten Layak Anak. "Isi dari aturan itu telah tertuang
semua yang berkaitan dengan perlindungan anak," kata dia.
Sebagai politisi perempuan, ia pun tak tinggal diam. Rifa
mengaku akan membahas persoalan ini dengan instansi terkait.
"Kami ingin seluruh stakeholder untuk mengeratkan
sinergitas. Kita bangun komitmen menghapus kekerasan terhadap perempuan dan
anak, dengan cara ambil bagian dalam meningkatkan pengawasan di lingkungan
masing-masing," pungkasnya. (fat)