Salah satu penampilan peserta pada World Dance Day (WDD) 2021 Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Hampir seluruh sanggar tari di Banyuwangi ikut meriahkan Hari Tari Sedunia atau World Dance Day (WWD) tahun 2021 yang digelar di Rumah Budaya Kebo-Keboan, Desa Alasmalang, Kecamatan Singonjuruh, Banyuwangi, pada Kamis (29/4/2021) malam.
Lebih dari 250 penari dari berbagai sanggar maupun kelompok tari, tampil berlenggak-lenggok menunjukkan masing-masing karyanya di panggung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan panitia, yakni wajib mengenakan face shield untuk setiap penari.
Agar tidak terjadi kerumunan, akibat jumlah penari cukup
banyak, per sanggar harus bergantian masuk kawasan panggung untuk bisa tampil
mempertunjukkan karyanya.
“Jadi tidak ada yang berkurumun di kawasan panggung dan
acara tetap dapat dinikmati. Setelah tampil, per sanggar tari langsung kita
beri konsumsi dan sertifikat lalu meninggalkan kawasan panggung," jelas
Samsul, Ketua Pantia kepada KabarBanyuwangi.co.id.
"Kami bersyukur animo masyarakat sangat baik, karena
acara ini baru pertama kalinya digelar di Banyuwangi. Dan alhamdulliah pihak
yang mendukung juga cukup banyak," imbuh Samsul.
Bertepatan dengan masa pandemi, tentunya acara ini
menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Bahkan jika terdapat penonton yang
tidak patuh atau bergerombol, pihak panitia acara langsung memberhentikan
pertunjukkan.
Keterangan Gambar : Sang
Maestro Gandrung Temu Misti bersama penari muda turut tampil
di World Dance Day (WDD) 2021 Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
Miftahul Jannah, salah satu panitia acara yang juga seorang
penari profesional mengatakan, selain memperingati Hari Tari Sedunia, momen ini
juga digunakan sebagai ajang silaturahmi antara berbagai sanggar tari yang ada
di Kabupaten Banyuwangi untuk saling bersinergi.
"Kita mengadakan acara ini secara swadaya.
Alhamdullilah meski begitu, banyak yang support dan sejumlah sanggar tari yang
tampil mempertunjukkan karyanya dengan sangat apik," katanya.
Wanita muda yang akrab disapa Mifta ini menambahkan, bahwa
tema dari pertunjukkan kali ini merupakan Sang Widji atau sinergi kedamaian
yang konsepnya bebas.
"Karena tari itu bersifat konvensional, maka kami
mengharapkan para penari dapat menyuguhkan tarian yang tidak melulu tentang
tari tradisi atau kontemporer saja. Jadi dapat berkembang," ungkapnya.
Didukung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Dewan
Kesenian Banyuwangi (DKB), Waroeng Kemarang, Gunawan selaku pemilik Rumah Budaya Kebo-Keboan serta berbagai komunitas, acara yang digelar sejak
pukul 13:00 hingga 22:00 WIB ini berlangsung lancar.
Pihak panitia berharap, ke depan acara tahunan ini dapat
digelar kembali dan dikembangkan di setiap tahun. (man)