Dialog Bersama Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang GP Anshor Banyuwangi. (Foto: Rizkie Andri)
KabarBanyuwangi.co.id - Ketua Umum Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Banyuwangi, Lukman Hakim didampingi 13 orang Ketua Bidang bertemu dengan Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banyuwangi, Ikhwan Arief beserta 6 orang dari jajaran Ketua Bidang.
Pertemuan kedua ketua pimpinan pemuda setingkat daerah ini dalam rangka Dialog Bersama Pemuda Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di Kedai Cengkir Manis Banyuwangi, Rabu (28/4/2021).
Dalam silaturahim yang dikemas jelang buka puasa berlangsung
selama 2,5 jam tersebut, Lukman Hakim mengungkapkan perlu adanya dialog bersama
antara dua pemuda dari ormas besar yang ada di Banyuwangi yakni Muhammadiyah
dan Nahdlatul Ulama (NU).
Dialog ini sebagai bagian untuk menepis anggapan adanya
perbedaan pandangan dan usaha provokasi yang merusak keharmonisan pemuda Islam
dalam peran aktifnya di Banyuwangi.
“Alhamdulillah, Pemuda Muhammadiyah Banyuwangi mengawali
ruang dialog ini untuk menyatukan perbedaan pandangan yang selama ini muncul.
Sebab Pemuda Muhammadiyah dan Pemuda Anshor yang ada di Banyuwangi adalah mitra
strategis dalam membangun daerah,” ujar Kang Lukman panggilan akrabnya.
“Sehingga ketika bersinergi sesuai program dan bidang yang
ada, maka pemuda dapat memberi kontribusi dan peran untuk pembangunan di
Banyuwangi,” imbuh Lukman.
Sementara itu Ketua Umum Pimpinan Cabang GP Anshor
Banyuwangi, Ikhwan Arief menyampaikan apresiasi besar atas inisiatif Pemuda
Muhammadiyah mengadakan dialog bersama.
Keterangan Gambar : Pemberian
cindera mata dari Ketua Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Banyuwangi kepada Ketua
Pimpinan Cabang GP Ansor Banyuwangi. (Foto: Rizkie Andri)
Hal ini nanti akan ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan
dan MoU bersama lainnya. Jadi disaat berbicara peran pemuda untuk kemajuan
Banyuwangi, maka perbedaan baju dan warna identitas haruslah ditinggalkan dan
yang muncul adalah pemuda Banyuwangi.
“Bersatunya Pemuda Muhammadiyah Banyuwangi dan GP Ansor
Banyuwangi bisa menjadi inisiator atau model bersatunya Pemuda Muhammadiyah dan
NU mulai dari tingkat terendah ranting, anak cabang, cabang atau daerah lain,
bahkan nasional,” ucap Ikhwan yang juga pengelola wisata Bangsring Underwater
ini.
“Karena saya yakin ketika gerakan sinergi ini berjalan,
maka apapun permasalahan, beda pendapat, kesalahfahaman yang dapat menghambat
pembangunan Banyuwangi akan selesai,” imbuh Ikhwan.
Dialog semakin terasa gayeng saat masing-masing menyatukan
pemahaman, bahwa perbedaan dalam sosial kemasyarakatan dan bernegara sebenarnya
tidak ada dan tidak boleh terjadi di Banyuwangi. Bahkan Indonesia, yang ada
hanyalah masalah furu’iyah dan fiqih sesuai pemahaman
masing-masing.
Suasana terasa semakin akrab saat disambung buka puasa
bersama dan dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah.
Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor Banyuwangi
berharap pertemuan dan dialog ini menjadi pembuka bagi bertemunya dua pemuda
sampai tingkat bawah di seluruh Banyuwangi.
Tidak hanya itu, komunikasi intens dan berfikir bersama akan masa depan Banyuwangi, sehingga akan muncul peran bersama dalam mendukung program pemerintah daerah.
(Penulis: Rizkie Andri, Bidang Kominfo Pimpinan
Daerah Pemuda Muhammadiyah Banyuwangi)