Tim yang ditunjuk oleh Bappenas menggelar Forum Group Discussion (FGD) di Banyuwangi. (Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) tengah menyusun roadmap kebijakan pertanian digital nasional. Banyuwangi menjadi salah satu referensi mereka dalam penyusunan peta jalan tersebut.
Guna penyusunan roadmap, tim yang ditunjuk oleh Bappenas menggelar Forum Group Discussion (FGD) di Banyuwangi yang diikuti sejumlah stakeholder. FGD tersebut digelar selama dua hari (13-14 November 2023).
“Banyuwangi menjadi salah satu
daerah yang digelar FGD untuk mendapatkan masukan dan ide-ide bagi Bappenas,”
kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin (27/11/2023).
“Kami paparkan apa-apa saja yang
sudah dilakukan Banyuwangi dan apa saja yang sekiranya dibutuhkan Banyuwangi ke
depan untuk mengembangkan sektor pertanian, khususnya terkait pemanfaatan
teknologi untuk pertanian ke depan.," imbuhnya.
Tim Bappenas yang datang ke
Banyuwangi terdiri dari berbagai unsur. Antara lain tim dari Australian Centre
of Agricultural Research (ACIAR), Badan Inovasi Pertanian Australia
‘Beanstalk’s’, dan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (ICASEPS)
Kementerian Pertanian, serta dari akademisi Universitas Brawijaya.
Ipuk mengaku mengembangkan sektor
pertanian menjadi tantangan tersendiri bagi Pemkab Banyuwangi. Salah satunya
adalah isu regenerasi petani.
”Maka kita perlu cara kreatif
untuk melahirkan generasi muda petani yang inovatif, visioner, melek teknologi.
Maka dari itu sejak 2018 membuat program Jagoan Tani, yang mengajak para
milenial menggeluti bisnis pertanian dengan segala subsektornya," kata
Ipuk.
Lewat ini, anak-anak muda peserta
Jagoan Tani mengikuti program inkubasi bisnis dengan mentor-mentor dan praktisi
yabg bergerak di bidang pertanian. Disediakan modal usaha ratusan juta rupiah
bagi mereka yang terbaik.
"Kami juga menggelar program
Jagoan Digital bagi anak-anak muda yang tertarik mengembangkan bakat dan
minatnya. Kami dorong mereka mengembangkan teknologi pertanian juga," kata
Ipuk.
Head of Innovation Universitas
Brawijaya, Dias Satria, menjelaskan bahwa kedatangan mereka untuk melakukan
penyusunan roadmap agriculture technology yang akan diserahkan ke Bappenas.
Hasilnya akan menjadi bahan masukan bagi pemerintah pusat untuk mengakselerasi
agriculture technology Indonesia ke depan.
"Kami memilih Banyuwangi,
karena daerah ini memiliki banyak inovasi dan komitmen pemerintah yang kuat
dalam mendorong pemanfaatan teknologi pertanian berbasis digital,” urainya.
Dias mencontohkan pemerintah
daerah membuat inovasi kompetisi Jagoan Tani yang digelar setiap tahun.
“Jagoan Tani sukses
melahirkan pengusaha pertanian yang sukses, bahkan mampu mengekspor
produknya. Beberapa di antaranya juga mulai mengembangkan teknologi berbasis
Internet of Things (IoTs) untuk membantu efisiensi pertanian,” terang Dias.
Dalam FGD tersebut juga
dilibatkan para peserta Jagoan Tani. Antara lain Edy Lusi, Ketua Asosiasi
Panaba (Petani Buah Naga Banyuwangi) dengan teknologi penggunaan lampu pada
buah naga; Mumtadz Zaid Bin Tsabit petani milenial dengan teknologi drone
sprayer; Nanang Widayat petani ramah lingkungan pengendalian hama tikus dengan
predator alami Tyto Alba.
Ada pula Fauzan Sukma, dengan
teknologi reduktan pestisida Pandawa Agri Indonesia; Abdul Rachman Jauhari dari
Sirtanio, dengan produk unggulan beras organik kualitas ekspor; dan Edy
Suprandono dari P4S (Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian Pedesaan) Sukatani,
dengan teknologi pengembangan vegetatif bibit hortikultura.
Tim juga melakukan kunjungan
lapangan untuk melihat penerapan teknologi digital pertanian smartfarming di
Banyuwangi, berupa greenhouse tanaman melon yang sudah beroperasi dengan
metode IoT (Internet of Things).
“Semua teknologi pertanian yang dimanfaatkan oleh petani Banyuwangi menjadi masukan yang berharga bagi tim kami,” ujar Dias. (humas/kab/bwi)