Tanda-tanda Petahana Tidak Maju Lagi, Pilkada Banyuwangi Tahun Ini Kans Head to Head

Tanda-tanda Petahana Tidak Maju Lagi, Pilkada Banyuwangi Tahun Ini Kans Head to Head

Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani memang digadang-gadang akan kembali bertarung mempertahankan posisi jabatan periode kedua dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun ini.

Meski demikian, istri Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB), Abdullah Azwar Anas ini juga tidak muncul tanda-tanda bakal maju lagi sebagai calon bupati.

Sampai saat ini, sang petahana sama sekali belum mendaftar sebagai calon bupati di partai politik (Parpol) manapun. Padahal, sederet parpol di Banyuwangi telah membuka open rekrutmen alias membuka pendaftaran untuk calon bupati/wakil bupati.

Baca Juga :

Namun, tidak ada nama sang petahana di parpol manapun. Misalnya, di PKB, PDI-P, dan Nasdem yang jauh-jauh hari membuka pendaftaran. Padahal, Ipuk Fiestiandani adalah kader PDI-P.

Tetapi, fenomena yang bersangkutan malah tidak mengambil formulir di DPC PDI-P dan malah kini segala proses pendaftaran di partai moncong putih itu telah ditutup.

Perlu diingat, bahwa pendaftaran pasangan calon (Paslon) ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dijadwalkan tanggal 27 hingga 29 Agustus. Artinya, kini menyisakan waktu hanya tiga bulan ke depan.

Selain tidak mendaftarkan diri ke partai induknya, yaitu PDI-P dan parpol manapun, perempuan kelahiran Magelang itu juga belum pernah menyatakan sikap di hadapan publik akan maju lagi sebagai calon bupati. Statment yang ada hanya dia ingin fokus menyelesaikan tugasnya sebagai bupati periode 2021-2024.

Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain, sang petahana sudah terang-terangan akan maju lagi. Seperti petahana di Kabupaten Situbondo, Jember, Bondowoso hingga Lumajang.

Incumbent menyatakan sikap siap bersaing mempertahankan jabatan di arena pemilihan bupati yang digelar serentak se-Indonesia tanggal 27 November nanti.

Bahkan, informasi terbaru, tidak ada nama Ipuk Fiestiandani yang mendapatkan undangan sebagai calon kepala daerah yang mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI-P dalam pertemuan di Bogor, tanggal 5-7 Juni nanti.

Pada bagian lain, calon incumbent juga telah memutuskan dan mantab siapa calon pendampingnya, yaitu calon wakil. Sementara, Ipuk Fiestiandani malah pecah kongsi dengan wakilnya saat ini, H. Sugirah yang justru maju dan mendaftarkan diri sebagai calon bupati.

Menariknya, H Sugirah justru mundur dari keanggotaan sebagai kader PDIP. Belum diketahui secara pasti langkah apa yang ditempuh Ipuk Fiestiandani di Pilkada nanti. Sejauh ini, yang bersangkutan juga tidak pernah bermanuver.

Selain itu, dia juga tidak tampak bakal menggandeng dan atau menentukan sikap siapa yang bakal mendampinginya jika pada akhirnya nanti mengambil sikap zigzag di last minute pendaftaran ke KPUD.

Suaminya, MenpanRB, Abdullah Azwar Anas juga menegaskan bahwa istrinya sama sekali belum mendaftar di parpol manapun. Meski begitu, diketahui bersama, mekanisme pendaftaran calon kepala / wakil kepala daerah bisa dilalukan di DPD hingga DPP.

Melihat fenomena yang ada, pada bagian lain, KH. Ali Makki Zaini kini telah mendapatkan mandat sebagai calon bupati Banyuwangi periode 2024-2029 dari PKB.

Memang Ipuk Fiestiandani saat itu hadir dalam pembekalan bakal calon kepala daerah (Bacakada) di Surabaya oleh PKB, tapi dia diketahui ternyata hadir karena undangan.

Jika langkah Ipuk Fiestiandani akhirnya benar-benar cukup satu periode saja, maka tensi politik di Banyuwangi tentu akan berubah total. Sebab, secara umum, nama Ipuk sebagai petahana sudah dikenal luas.

Sebaliknya, jika dia memilih maju di detik-detik akhir pendaftaran di KPUD, maka kans dia bisa bertarung dengan Gus Makki sangat terbuka. Walaupun, hingga saat ini, Gus Makki juga belum ada kepastian siapa yang bakal menjadi wakilnya.

PKB butuh koalisi parpol lain, karena PKB tidak cukup mendaftarkan paslon karena hasil pileg 2024 hanya 9 kursi, padahal minimal syarat paslon 10 kursi. Bisa saja, Gus Makki menggandeng H.Sugirah, terlepas koalisi dengan parpol manapun.

Sementara, Ipuk Fiestiandani juga bisa leluasa memilih calon wakilnya, di antaranya yang sudah beredar ada nama Guntur Priambodo; KH. Ahmad Munib Syafaat; dan Michael Edy Hariyanto serta sederet tokoh lainnya.

Dengan demikian, kans Pilkada tahun ini hanya ada dua paslon alias head to head antara Ipuk Fiestiansani versus Gus Makki.

(Penulis: Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi)