Tiga Korban Kapal Terbalik di Perairan Sembulungan Banyuwangi Ditemukan TewasPos SAR Banyuwangi

Tiga Korban Kapal Terbalik di Perairan Sembulungan Banyuwangi Ditemukan Tewas

Jasad korban terakhir kapal nelayan terbalik di perairan Sembulungan Muncar dievakuasi. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Insiden tragis menimpa kapal motor Gardan Sumberwangi yang membawa 29 nelayan terbalik dihantam gelombang tinggi di perairan Sembulungan, Muncar, Jumat (23/5/2025) lalu.

Dari jumlah tersebut, 26 nelayan berhasil selamat dari maut setelah sebelumnya sempat terombang-ambing beberapa jam di tengah laut hingga akhirnya mendapatkan pertolongan tim SAR gabungan.

Oleh tim SAR gabungan, 3 orang nelayan lainya dinyatakan hilang dan langsung dilakukan operasi pencarian di sekitar perairan Sembulungan Muncar. Pencarian terhadap korban yang hilang berlangsung dramatis selama beberapa hari.

Baca Juga :

Korban pertama ditemukan beberapa jam setelah kejadian. Sementara dua korban lainnya baru ditemukan pada hari keempat dan kelima pasca insiden.

Hari (54), nelayan asal Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, menjadi korban terakhir yang ditemukan. "Korban terakhir, Hari (54), ditemukan mengambang di tengah laut yang tak jauh dari lokasi kejadian," ungkap Wahyu Setia Budi, Koordinator Basarnas Banyuwangi, Rabu (28/5/2025).

Menururt Wahyu, saat ditemukan, jasad Hari sudah mulai membusuk terombang-ambing di lautan. Tim SAR gabungan segera mengevakuasi jenazah ke atas perahu karet, lalu membawanya ke Pelabuhan Ikan Muncar.

Sebelum diserahkan kepada pihak keluarga, jenazah Hari dibawa ke Puskesmas Muncar untuk proses identifikasi dan penyelidikan. "Pihak berwajib memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban," terang Wahyu.

Koordinator Basarnas Banyuwangi, Wahyu Setia Budi. (Foto: Istimewa)

"Dengan ditemukannya nelayan atas nama Hari ini, operasi SAR pencarian korban laka laut akhirnya berakhir," imbuhnya.

Insiden tragis ini menjadi pengingat keras akan bahaya melaut di tengah cuaca ekstrem.

Pihaknya mengingatkan, pada bulan Juni hingga Juli, potensi terjadinya gelombang tinggi di perairan selatan Pulau Jawa masih sangat besar.

“Kami mengimbau seluruh nelayan untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati saat melaut,” pungkas Wahyu. (man)