Tongkang Muat 7.500 Metrik Ton Batu Bara Nyaris Tenggelam di Teluk PangpangSatpolairud Polresta Banyuwangi

Tongkang Muat 7.500 Metrik Ton Batu Bara Nyaris Tenggelam di Teluk Pangpang

Petugas melihat kapal tongkang muat batu bara miring di Teluk Pangpang. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Kapal tongkang bermuatan 7.500 metrik ton batu bara diduga mengalami bocor pada bagian lambung hingga mengakibatkan kapal dalam posisi miring ketika sampai di perairan Teluk Pangpang, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.

Kasat Polairud Polresta Banyuwangi, Kompol jeni Al Jauza menyampaikan, kapal tongkang bernama Lambung Gold Trans 308 ini berangkat dari Banjarmasin hendak menuju Cilacap, Jawa Barat.

Namun saat posisi di perairan Teluk Pangpang, kapal terdampar sejak, Rabu (3/11/2021) siang kemarin. Kapal diduga mengalami kebocoran pada lambung sisi kiri, sehingga kapal tongkang miring sekitar 30 derajat.

Baca Juga :

"Kapal tongkang mengangkut batu bara tersebut diduga mengalami kebocoran pada sisi kiri lambung, sehingga mengakibatkan posisi kapal miring dan nyaris tenggelam. Hingga kini kapal masih di posisi yang sama," kata Kompol Jeni Al Jauza, Jum'at (5/11/2021).

Beruntungnya, lanjut Jeni, 10 kru kapal berhasil selamat dan bertahan di atas kapal. Namun sebagaian muatan batu bara terjatuh ke laut.


Kondisi kapal miring sekitar 30 derajat di Teluk Pampang. (Foto: Istimewa)

Sementara berdasarkan hasil penyelidikan, bocornya kapal tongkang ini sudah diketahui ketika kapal berada Kepulauan Sepudi, Kabupaten Sumenep.

"Namun nahkoda kapal tetap melanjutkan perjalanannya, dan memilih mengandaskan kapal di perairan Teluk Pangpan dengan alasan agar proses perbaikan lebih mudah dijangkau," bebernya.

Hingga kini, Jeni menambahkan, pihak perusahaan kapal masih melakukan perbaikan hingga kapal dapat melanjutkan perjalanannya.

"Kepada pihak perusahaan juga kami minta untuk segera merampungkan perbaikan. Karena jika kebocoran tak segera ditangani, dikhawatirkan tumpahan batu bara yang jatuh semakin banyak dapat mengancam atau merusak ekosistem di dalam laut," pungkasnya. (fat)