Baca Juga :

• Mobil Sayur Polresta Banyuwangi, Cara Unik Polisi Ajak Masyarakat Jaga Kondusifitas Pilkada
• Sering Abrasi, Masyarakat Pesisir Curhat ke Gus Makki Cabup Banyuwangi Nomor Urut 2
• Cerita Nyata Abdul Amin Sembuh dari Stres Dibantu Doa Gus Makki Cabup Banyuwangi Nomor Urut 2
• Mengenal Lebih Dekat Sosok Gus Makki Calon Bupati Banyuwangi Nomor Urut 2 di Mata Emak-emak
• Sambut HUT ke-79 TNI, Tiga Mantra di Banyuwangi Gelar Lomba PBB Diikuti Pelajar

Dalam aksi bersih-bersih ini, total sampah anorganik yang berhasil dikumpulkan mencapai 214 kilogram. Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar mereka.

Setelah Clean Up Day, rangkaian acara dilanjutkan dengan Diseminasi Green Cycle Ecotourism sebagai sarana edukasi mengenai program ekowisata melalui pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Salah satu inisiatif yang diperkenalkan yakni Sentra Kelola Sampah (SEKOLA) mampu menghasilkan berbagai produk seperti Ecobrick, Roster, Maggot Kering, Bio Slurry, Kompos dan Kasgot. Kehadiran produk-produk tersebut dapat menjadi peluang baru masyarakat setempat.

Yoga Ananta, perwakilan dari Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi mendukung kegiatan ini dengan prinsip food, feed, fertilizer” sehingga menjadi zero waste. 

"Kami juga support dari segi infrastruktur dengan pemberian bantuan peralatan pertanian rendah karbon. Ada bantuan berupa bantuan penyuluhan sebulan sekali untuk kelompok tani, youth employment," jelasnya.

Sementara itu, perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Agus, menyampaikan terima kasih kepada tim yang sudah berkolaborasi dalam mewujudkan kegiatan green ecotourism

 "Acara ini menjadi kegiatan penting bagi daerah wisata di Banyuwangi. DLH berkolaborasi dengan Kemenparekraf untuk memajukan wisata di Banyuwangi-Bali. Karena menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi kita semua," terangnya. (fat)