Anggota FPKB DPRD Banyuwangi, Nilai Pemkab Tidak Serius Lestarikan Bahasa UsingDPRD Banyuwangi

Anggota FPKB DPRD Banyuwangi, Nilai Pemkab Tidak Serius Lestarikan Bahasa Using

Khusnan Abadi, anggota FPKB DPRD Banyuwangi. (Foto. Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Pelestarian Bahasa Using sebagai aset Budaya Daerah, dianggap kurang serius dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Terbukti sejak tahun 2007 hingga sekarang, tidak ada cetakan baru buku ajar guru dan penunjang pengajar di sekolah sebagai Muatan Lokal (Mulok).

“Saya merasa prihatin, mestinya bahasa Using yang sudah menjadi muatan lokal, juga mendapat perhatian yang sama. Baik dari sisi perhatian Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana prasarana yang memadai,” ujar Khusnan Abadi, Anggota DPRD Banyuwangi.

Anggota Dewan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) ini menyadari, bila dari sisi SDM tidak mungkin se-Kabupaten Banyuwangi ada guru yang memang berasal dari keturunan Using.

Baca Juga :

“Mestinya, Dinas Pendidikan Banyuwangi mengusulkan anggaran untuk pelatihan guru. Terutama, bagi mereka yang diberi tugas mengampu mata pelajaran bahasa Using tersebut. Jadi ada bekal mereka, sebelum menyampaikan ke murid,” tegas Anggota Dewan yang mantan Jurnalis ini. 

Fasilitas dan sarana penunjang pengajaran bahasa Using, juga menjadi perhatian dari Anggota Komisi IV DPRD Banyuwangi. “Penting melengkapi dengan buku-buka baru, sesuai kebutuhan. Bahkan harus diupayakan semacam Lab Bahasa Using,” tambah Khusnan.

Khusnan Abadi yakin, apabila Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pendidikan serius dan gigih melakukan upaya pelestarian, maka bahasa Using akan terjaga kelestariannya.

“Ini perlu kerja serius dan sungguh-sungguh, untuk mempertahankan aset Banyuwangi. Sebagai bahasa daerah, bahasa Using juga mendukung seni-tradisi lainya di Banyuwangi. Jika ingin melestarikan, maka bahasa daerah harus dipehatikan lebih dulu,” pungkas Khusnan Abadi. (fat)