Wahyu Hidayat, Guru Bahasa Using SD Darussalam Blokagung, Karangdoro, Kecamatan Tegalsari. (Foto: Dok/Pribadi diambil sebelum pandemi)
KabarBanyuwangi.co.id - Meski terlahir bukan dari keluarga atau keturunan orang Using, juga bukan asli Banyuwangi, namun semangat Wahyu Hidayat (41) dalam mengajar Bahasa Using perlu diacungi jempol. Meski dengan fasilitas sangat terbatas, Wahyu Hidayat tetap semangat mengajar Bahasa Using seminggu sekali.
“Meski sudah ditetapkan secara resmi sejak tahun 2003, namun ada sekolah yang mengajarkan Bahasa Using hanya menjelang ujian saja. Kalau kami ngajar di SD Darussalam Blokagung, rutin setiap minggu sekali sesuai jadwal,” ujar Wahyu Hidayat, guru Bahasa Using di SD Darussalam Blokagung kepada KabarBanyuwangi.co.id, Sabtu (29/5/2021).
Wahyu Hidayat sendiri, lahir dan besar di Surabaya. Bahkan
orang tuanya sekarang tinggal di Tuban. Awal mulanya mengajar Bahasa Using,
sekitar tahun 2005/2007 setelah mendapatkan pelatihan guru Bahasa Using.
“Kebetulan saat itu, saya yang dikirim dari SD mengikuti
pelatihan tersebut. Sejak saat itu akhirnya saya mengajar Bahasa Using di
sekolah saya sampai sekarang. Berkat kecintaan saya kepada budaya Using, maka
saya menikmati dalam menjalankan kewajiban sebagai guru Bahasa Using,” ujar
Bapak dua putra ini.
Wahyu Hidayat bersama-sama Guru di SD
Darussalama Blokagung (Foto: Dok/Pribadi diambil sebelum pandemi)
Sebagai orang yang bukan keturunan Using, tentu punya
kesulitan tersendiri saat mengajar Bahasa Using. Apalagi di Darussalam Blokagung, muridnya
berasal dari Sabang sampai Merauke. Mereka mempunyai Bahasa daerah
masing-masing, tentu akan sulit menerima pelajaran Bahasa daerah lain.
“Tidak jarang saya menjadi bahan tertawaan, karena yang
saya sampaikan dianggap aneh dan tidak mengerti. Namun ini memotivasi saya,
untuk promosi tentang Banyuwangi. Baik adat istiadat, seni tradisi. Pasti
mereka akan kembali ke kampung halamannya, kemudian bercerita kepada
keluarganya tentang potensi Banyuwangi,” ujar Wahyu Hidayat bangga.
Wahyu sendiri mengaku masih sulit berbahasa Using, namun dia sangat mengerti dan faham saat orang berbicara berbahasa Using dengannya. Maklum istri Wahyu asli Rogojampi yang notabene keseharianya berbahasa Using. Tidak jarang, saat menemui kesulitan dirinya langsung mengkomunikasikan dengan istrinya maupun dengan senior guru Bahasa Using lainya.
”Fasilitas dari Dispendik sangat terbatas. maka yang saya
lakukan untuk memperkaya materi ajar dengan banyak bertanya kepada orang-orang
tua asli Using. Saya juga banyak meminta saran dan diskusi dengan senior-senior
guru Using yang asli dari daerah berbahasa Using," ucapnya.
Wahyu Hidayat bersama istri dan kedua anaknya.
(Foto: Dok/Pribadi diambil sebelum pandemi)
Istri Wahyu, Komariyah Anwar, kebetulan sebagai tenaga
penganji di Darussalam Blokagung. Dua putra Wahyu Hidayat adalah, Ahmad Zidan Hidayat (14) dan
Muhammad ilzam Afwillah (8). Wahyu Hidayat sangat berharap kepada Dinas
Pendidikan Banyuwangi ada perhatian serius, karena termasuk materi mendidik
karakter anak.
“Harapan saya kepada Dinas Pendidik Banyuwangi, untuk
mencetak buku-buku baru sebagai sarana penunjang kesuksesan dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) Bahasa Using. Selain itu, juga sering mengadakan
pelatihan-pelatihan atau penataran untuk Guru Bahsa Using”, pungkas Wahyu
Hidayat (sen)