Banjir rob menerjang tempat wisata pantai Cacalan. (Foto: Firman)
kabarBanyuwangi.co.id - Gerhana bulan total (blood moon) yang terjadi beberapa hari lalu berpengaruh pada pasang surutnya air laut di seluruh Indonesia. Tak terkecuali di Banyuwangi, air laut pasang atau banjir rob sempat menerjang kawasan Pantai Cacalan di Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro pukul 10.00 Jumat (28/05/2021).
Tanpa ada tanda-tanda apapun, tiba-tiba banjir rob naik ke kawasan pantai hingga masuk ke area tempat duduk wisatawan di tepi pantai. Naiknya air laut di kawasan ini juga sempat membuat panik pengelola maupun wisatawan yang datang.
Selain menerjang tempat duduk para
wisatawan, banjir rob juga membuat tanggul penahan gelombang di tepi
pantai sisi selatan jebol, hingga masuk di area warung di
tepi Pantai cacalan.
Selain membasahi meja dan perabotan
lainnya, banjir rob juga membuat kursi-kursi berserakan karena kuatnya hantaman
ombak. Melihat kondisi tersebut, pemilik warung hanya bisa pasrah saat gelombang tinggi ini masuk ke
tempat usahanya.
“Air laut pasang terjadi sekitar
pukul 10.00 tadi, masuk terlalu jauh ke pantai. Air juga masuk ke warung-warung
sampai membuat semuanya basah. Kursi-kursi juga berserakan. Tapi pukul 14.00
WIB air mulai surut,” kata Arif Mursidi, salah satu pengelola Pantai Cacalan.
Meja dan kursi warung di sekitar Pantai Cacalan terseret
derasnya banjir rob. (Foto: Firman)
Adanya fenomena air laut pasang ini
bukan tanpa alasan. Sesuai prediksi BMKG sebelumnya, gerhana bulan total yang
terjadi beberapa hari lalu memang berdampak pada pasang surutnya air laut.
Adanya pengaruh daya tarik
gravitasi bulan pasca adanya gerhana 26 Mei lalu itulah yang membuat pasang
surut air laut di sejumlah pesisir di Indonesia menjadi tak stabil.
Prakirawan BMKG Banyuwangi, Gigik
Nurbaskoro memprediksi, pasang surut air laut yang menimbulkan banjir rob di
beberapa pesisir akan terus terjadi hingga akhir bulan Mei mendatang.
Lantaran masih berpotensi terjadi,
wisatawan dan nelayan pesisir di Banyuwangi diminta untuk mewaspadai adanya
fenomena pasang surut air laut.
“Tetap waspada ya, karena sesuai
peringatan dini BMKG pusat pasang surutnya air laut yang menimbulkan banjir rob
masih berpotensi terjadi hingga akhir Mei mendatang,” kata Gigik Nurbaskoro.
Situasi Pantai Pulau Merah, Pesanggaran. (Foto: Firman)
Gigik menambahkan, gelombang di
perairan selatan Banyuwangi ketinggiannya juga mengalami peningkatan hingga 3
meter saat puncak purnama kali ini.
“Pasang surut air laut ini memang
karena dampak dari gerhana bulan total 26 Mei lalu. Pengaruh dari gravitasi
bulan lah yang membuat pasang surut air laut jadi tidak stabil, apalagi ini
masuk di puncak purnama,” tambahnya.
Sementara itu, pada Jumat sore, banjir rob di kawasan Pantai Cacalan terpantau mulai surut dan tampak sangat menjorok
jauh ke tengah laut. Surutnya banjir rob juga terjadi di kawasan Pantai Pulau
Merah, Pesanggaran.
Meski begitu, warga diminta untuk tak terlalu panik lantaran fenomena ini hanyalah fenomena biasa yang terjadi saat purnama berlangsung. Surutnya banjir rob ini dipastikan bukanlah sebagai tanda-tanda akan datangnya sebuah bencana Tsunami. (man)