(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - “Green Airport" Bandara Banyuwangi, Jawa Timur, masuk jajaran 20 besar bangunan dengan arsitektur terbaik dalam ajang Aga Khan Awards for Architecture (AKAA) tahun 2022. Bandara hijau di Banyuwangi ini bersaing dengan 20 karya arsitektur lain dari 16 negara.
Hal ini dilansir dari situs resmi AKAA yang merilis nama 20 nominator yang berhasil menyisihkan 463 proyek arsitektur lainnya dari berbagai belahan dunia.
Aga Khan Awards for Architecture
merupakan penghargaan tertua di bidang arsitektur yang dilaksanakan setiap tiga
tahun sekali. Karya yang masuk dalam nominasi tidak hanya memperlihatkan
keunggulan arsitektur, namun juga merespon aspirasi budaya, mendukung
konservasi, dan peningkatan kualitas lingkungan.
Penghargaan ini tak hanya memberikan
apresiasi kepada arsitek, tetapi juga klien, perajin ahli, dan semua pihak yang
telah memainkan peran penting dalam realisasi proyek.
Sebanyak 20 karya arsitektur tersebut di antaranya, Wafra Wind Tower dari Kuwait, Tulkarm Courthouse dari Palestina, Flying Saucer Rehabilitation dari Uni Emirat Arab, Le Jardin d’Afrique dari Tunisia, termasuk Bandara Banyuwangi yang mewakili Indonesia.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Selanjutnya, tim juri AKAA 2022
akan berkunjung dan melakukan penilaian untuk menetapkan pemenang yang berhak
mendapatkan hadiah senilai USD 1 juta, award terbesar di bidang arsitektur.
“Ini sebuah kebanggaan. Bandara
Banyuwangi masuk nominasi kompetisi arsitektur kelas dunia, bersanding dengan
puluhan karya arsitektur lain dari berbagai negara,” kata Bupati Banyuwangi
Ipuk Fiestiandani, Selasa (7/6/2022).
Bandara Banyuwangi dibangun dengan
kolaborasi bersama arsitek Andra Matin, menarik perhatian dunia bukan hanya
karena desainnya yang mengadopsi bentuk ikat kepala Suku Osing (masyarakat asli
Banyuwangi), namun juga bangunannya yang berkonsep hijau dan ramah lingkungan
(Green Building).
Ini terlihat dari atap terminal
ditanami tanaman, konservasi air dan sunroof yang menjadi sumber cahaya alami
di siang hari. Atap bangunannya juga menunjukkan pembagian yang jelas antara
terminal keberangkatan dan kedatangan. Bandara ini menjadi bandara hijau
pertama di Indonesia.
“Tidak hanya dari sisi arsitektur, keberadaan Bandara Banyuwangi juga mampu menggerakkan perekonomian lokal untuk mengentaskan kemiskinan dengan semakin mudahnya akses ke Banyuwangi,” ujar Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
“Kami bersyukur kolaborasi kami
dengan Pemkab Banyuwangi mendapat apresiasi dunia. Bandara Banyuwangi tidak
hanya ramah lingkungan, namun sangat kental budaya lokal,” imbuh arsitek Andra
Matin saat berkunjung ke Banyuwangi beberapa waktu lalu.
Untuk memenuhi syarat
dipertimbangkan dalam penghargaan AKAA tahun 2022, proyek arsitektur harus
diselesaikan antara 1 Januari 2017 hingga 31 Desember 2021, dan telah digunakan
minimal selama satu tahun.
Aga Khan Award for Architecture
didirikan oleh Aga Khan pada tahun 1977 untuk mengidentifikasi dan
mengapresiasi konsep arsitektur yang berhasil mewadahi keperluan dan aspirasi
masyarakat.
Sejak diluncurkan 45 tahun lalu,
tak kurang 121 proyek telah menerima penghargaan dan hampir 10.000 proyek telah
didokumentasikan. (Humas/kab/bwi)