BEC 2025 yang mengangkat tema Ngelukat: Usingnese Traditional Ritual siap semarakkan panggung hiburan. (Foto: Disbudpar Banyuwangi)
KabarBanyuwangi.co.id – Ajang budaya tahunan paling bergengsi di Bumi Blambangan, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), kembali hadir dengan kemegahan baru.
Digelar pada 11 hingga 13 Juli 2025, BEC tahun ini mengusung tema “Ngelukat: Usingnese Traditional Ritual”, mengangkat ritual suci masyarakat adat Using.
Masuk dalam jajaran Karisma Event Nusantara (KEN) 2025
oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, BEC tak sekadar parade kostum,
melainkan pentas budaya kelas dunia yang menyatukan seni, tradisi, dan
kreativitas dalam satu perhelatan spektakuler.
Tema “Ngelukat” berasal dari tradisi spiritual masyarakat
Using yang sarat makna penyucian diri. Melalui tema ini, BEC 2025 mengajak
publik menyelami nilai-nilai kehidupan dalam setiap fase manusia.
Parade kostum tahun ini akan memvisualisasikan berbagai
upacara adat seperti Selapanan (ritual 35 hari kelahiran), Mudun Lemah (turun
tanah), prosesi Khitanan, Lamaran, Pernikahan, hingga Mitoni (ritual tujuh
bulanan kehamilan).
Setiap desain kostum menjadi tafsir artistik atas prosesi
sakral tersebut. Tak hanya indah, karya-karya ini penuh makna dan akan
ditampilkan dalam parade megah dengan koreografi yang memikat mata.
Rangkaian
Acara Tiga Hari BEC 2025
Perayaan BEC 2025 dibuka pada Jumat, 11 Juli, dengan
Bazar UMKM di selatan Gesibu Blambangan.
Ratusan pelaku usaha kreatif lokal akan memamerkan
produk-produk unggulan, mulai dari fesyen, kerajinan, hingga kuliner khas
Banyuwangi. Ini menjadi etalase kekuatan ekonomi kreatif daerah.
Puncak acara berlangsung pada Sabtu, 12 Juli, melalui
Grand Carnival di sepanjang jalan protokol depan SDN Kepatihan.
Jalanan kota akan berubah menjadi panggung raksasa,
tempat desainer, model, dan penari menampilkan karya mereka yang telah
dipersiapkan berbulan-bulan.
Sebagai penutup, Minggu, 13 Juli, digelar BEC Awards
memberikan penghargaan kepada para kreator terbaik.
Ajang ini juga akan menampilkan deretan artis papan atas seperti Rozy Abdillah, Denik Armila, Syahiba Saufa, Vita Alvia, Wandra Restusiyan, hingga Dini Kurnia, yang siap menyemarakkan panggung hiburan.
Salah
satu peserta BEC 2025 saat presentasi kostum di Gesibu Blambangan. (Foto:
Disbudpar Banyuwangi)
Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Banyuwangi, Ainur
Rofiq, BEC bukan sekadar festival seni, tapi juga gerakan budaya kolaboratif.
“Event ini lahir dari semangat gotong royong ratusan
orang: desainer, koreografer, penata rias, penampil, hingga relawan,”
ungkapnya, Selasa (8/7/2025).
“Semua bekerja bersama demi satu tujuan: mempersembahkan
yang terbaik untuk Banyuwangi,” imbuh Rofiq.
Ia menambahkan, BEC merupakan waktu terbaik bagi
wisatawan untuk mengunjungi Banyuwangi.
“Atmosfer kota sangat hidup. Hotel penuh, pusat kuliner
ramai, dan agen travel siap menyambut pengunjung. Ini paket lengkap untuk
liburan budaya yang tak terlupakan,” ujar Rofiq.
Pemerintah daerah juga mengajak masyarakat Indonesia dan
dunia untuk tidak melewatkan momen ini.
“BEC adalah jendela jiwa Banyuwangi. Melalui kostum,
koreografi, dan cerita, kami memperlihatkan identitas dan kebanggaan kami
sebagai masyarakat Using,” tutup Rofiq. (anj/man)