Direktur Utama Thiono (baju hitam) beserta jajaran PT ATM saat mengenalkan beras Japonica varietas Koshihikari kepada awak media. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu kabupaten yang dilirik PT Amerta Tani Maju (PT. ATM). Perusahaan yang bergerak di bidang pertanian ini bersiap mempopulerkan beras Japonica jenis Koshihikari di Bumi Blambangan.
Direktur Utama PT ATM, Thiono mengungkapkan ketertarikannya melebarkan sayap dan mengajak kelompok tani bermitra mengembangkan beras asal Jepang ini. Menurutnya Banyuwangi merupakan sentral pertanian di Jawa Timur. Banyuwangi juga sangat diuntungkan dalam sektor geografi dan topografi.
“Banyuwangi ini merupakan kontributor beras terbesar di
Jawa Timur. Berkaca dari hal tersebut, PT ATM berkeinginan mengembangkan
potensi beras Japonica varietas Koshihikari di Banyuwangi melalui pola
kemitraan bersama petani," ujar Thiono, Rabu (15/6/2022).
Thiono menjelaskan, PT. ATM berdiri sejak 2021 dengan
mengawali tanam di lahan seluas 700 meter persegi di Desa Bogem, Kecamatan
Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Saat ini telah menanam di lahan seluas 30
hektar di berbagai wilayah Jawa Timur. Targetnya 600 sampai 900 hektar di Jawa
Timur.
"Sekarang kita kembangkan di Banyuwangi. Mohon
dukungannya agar pengembangan Japonica Koshihikari dapat terlaksana dengan baik
dan lancar. Kita siap berkomunikasi dan berkalaborasi dengan pemerintah maupun
petani," ucapnya.
Beras Japonica varietas Koshihikari ini populer di Jepang.
Beras tipe ini dicirikan dengan tekstur nasi yang sangat pulen dan memiliki
kadar amilosa rendah. Sehingga beras ini baik untuk dikonsumsi untuk mengurangi
risiko diabetes.
Beras Japonica varietas Koshihikari. (Foto: Fattahur)
Kelebihan lain dari varietas ini adalah tahan terhadap
serangan hama wereng dan penyakit lainnya yang sering mengganggu tanaman padi.
"Petani pun diuntungkan, karena pola tanam dan
perawatannya pun tidak sulit, kurang lebih sama seperti tanam padi lainnya.
Masa tanamnya juga sama, dan potensi hasil panennya bisa mencapai 6 sampai 10
ton per hektar," ungkap Direktur Teknik PT ATM, Djoko Ardhityawan.
Djoko mengaku varietas padi Japonica sebenarnya sudah lama
masuk di Indonesia, namun tidak banyak dikembangkan, karena kesulitan saat
proses penggilingan dari gabah menjadi beras.
Untuk langkah pengembangan, PT. ATM membuka peluang untuk
kelompok tani maupun petani menjadi mitra. PT. ATM akan memberikan talangan
benih dan pupuk yang nantinya akan dipotongkan dari hasil panen. Pembelian
hasil panen akan di bayar secara tunai lebih mahal dari harga pasaran lokal
setelah Gabah Kering Sawah (GKS) ditimbang dan disaksikan kedua belah pihak.
“Berdasarkan pengalaman di daerah lain, para petani sangat
antusias bermitra karena dapat untung besar. Kemudian untuk target produksi adalah
seluruh rakyat Indonesia bisa makan beras enak dan sehat," tandasnya.
(fat*)