(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Para petani buah naga di Banyuwangi bakal terus memperluas pasarnya. Hasil pertaniannya bakal diekspor ke mancanegara. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara perusahaan pengekspor dengan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Senin (21/3/2022).
“Ini adalah kabar gembira bagi para petani Banyuwangi. Semoga nanti ketika musim panen tiba, harga buah naga tetap stabil. Karena pangsa pasarnya lebih luas lagi. Tidak hanya sekadar pasar lokal ataupun nasional. Tapi, merambah sampai ke mancanegara,” ungkap Ipuk.
Rencana ekspor perdanan buah naga
dan sejumlah komoditas pertanian Banyuwangi, akan dilakukan pada 24 Maret 2022.
Ada 15 desa di Kabupaten Banyuwangi yang hasil pertaniannya ikut dalam ekspor
perdana. Di antaranya Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu dan Desa Sumberagung,
Kecamatan Pesanggaran.
Kelima belas desa tersebut
merupakan Desa Sejahtera Astra (DSA) yang mendapatkan pembinaan, pendampingan
serta pemberdayaan para petaninya untuk menghasilkan produk berkualitas ekspor.
Selain itu, juga dilakukan fasilitasi akses pemasaran. Program DSA merupakan
bagian dari corporate social responbelity (CSR) dari PT Astra Internasional,
Tbk.
“Kami berkolaborasi dan menggandeng
banyak pihak untuk melakukan inovasi dan terobosan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Banyuwangi. Di antaranya dengan sejumlah perusahaan
yang memiliki komitmen untuk bersama-sama mewujudkan kesejahteraan rakyat,”
terang Ipuk.
Rencana eskpor nantinya akan
dikerjasamakan dengan PT Nusa Fresh. Mereka yang akan memasarkan hasil
pertanian Banyuwangi ke mancanegara. “Untuk yang Banyuwangi ini, kita akan
mengekspornya ke Singapura dan ke sejumlah negara Eropa. Tidak kurang ada 15
negara yang telah kita jajaki,” ungkap Chief Marketing Officer Nusa Fresh Pekik
Warnendya usai bertemu Bupati Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Lebih lanjut, Pekik menjelaskan,
selain buah naga, komoditas pertanian di Banyuwangi yang akan ikut diekspor
pada kegiatan perdana itu adalah Manggis, Rambutan dan Kapulaga.
“Untuk yang perdana ini, total
ekspor yang dilakukan sekitar 8-12 ton. Pembeli di sana (mancanegara) meminta
pengiriman sebulan sekali untuk produk rempah-rempah, sedangkan buah dan
sayurnya seminggu sekali,” terang Pekik.
Pekik mengungkapkan, potensi pertanian
Banyuwangi yang sangat melimpah telah cukup lama menjadi pemasok perusahaannya
untuk diekspor. Namun, baru kali ini, dilakukan proses ekspor secara mandiri,
langsung dari Banyuwangi.
“Setidaknya, dalam dua tahun
terakhir ini, kita sering mengambil barang dari Banyuwangi. Namun, baru kali
ini akan kita lakukan ekspor perdana dari Banyuwangi,” jelasnya.
Pekik optimis terhadap keberlangsungan ekspor komoditi pertanian dari Banyuwangi ini. “Jika melihat potensinya, hasil-hasil pertanian Banyuwangi ini akan terus bisa diekspor tidak hanya sekarang, tapi sampai tahun-tahun mendatang,” imbuhnya. (Humas/kab/bwi)