Bupati Ipuk Kembali Ngantor di Desa, Kali Ini di Perbatasan Taman Nasional Alas PurwoPemkab Banyuwangi

Bupati Ipuk Kembali Ngantor di Desa, Kali Ini di Perbatasan Taman Nasional Alas Purwo

(Foto: Humas/kab/bwi)

KabarBanyuwangi.co.id - Program “Bunga Desa” alias “Bupati Ngantor di Desa” oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani terus berlanjut. Sejak pagi hingga sore, Bupati Ipuk berada di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, yang berbatasan dengan Taman Nasional Alas Purwo, tepatnya di Balai Desa Kalipait, Rabu (10/3/2021).

Bupati Ipuk berkantor untuk membahas sejumlah permasalahan dengan aparat desa. Mulai anak putus sekolah, pemanfaatan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa, sertifikat tanah, persampahan, hingga peningkatan kualitas produk hortikultura. Selama satu jam lebih, Ipuk berdiskusi dan mendengarkan apa yang perlu dilakukan untuk menjawab kebutuhan warga setempat.

"Ibaratnya, ini kami mendekati masalah. Jadi tidak meneropong dari jauh, tapi datang langsung ke desa. Cek, pantau, bahas bareng apa yang harus dilakukan. Kalau solusinya tidak bisa saat ini, dalam arti jangka menengah-panjang, nanti masuk di perencananaan Bappeda dan dinas terkait," ujarnya.

Baca Juga :

Seusai membahas masalah desa, Ipuk melanjutkan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan. Pada Dinas Pendidikan, Bupati Ipuk menekankan pada akselerasi peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Ipuk ingin, IPM Banyuwangi yang telah masuk kategori tinggi dengan angka 70,06, bisa lebih ditingkatkan lagi.

“Saya minta Pak Ratno (Kepala Dinas Pendidikan Suratno) untuk perkuat kolaborasi dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat untuk memperbaiki rata-rata lama sekolah warga. Karena kalau di-breakdown, salah satu tantangan utama peningkatan IPM Banyuwangi ada di lama sekolah karena sebagian warga dulunya karena satu dan lain belum sempat sekolah formal,” ujarnya.

Bupati Ipuk juga membahas tentang percepatan vaksinasi Covid-19 yang telah memasuki pemberian dosis kedua untuk tahap II bagi pelayan publik.

Selain berkantor di Balai Desa, Ipuk juga meninjau pembelajaran tatap muka di SMP Tegaldlimo. Lalu Ipuk meninjau program penggunaan pupuk organik di areal persawahan. Di sana, Ipuk berdialog dengan petani dan penyuluh pertanian.

Pemkab Banyuwangi juga melakukan layanan jemput bola, mulai layanan administrasi kependudukan hingga perizinan sektor mikro yang dibuka on the spot bagi warga.

"Dua hari sebelumnya diberi kabar kalau Bu Ipuk mau ke Kalipait, jadi sekalian saya mengurus surat-surat," kata Mardiyanto, warga setempat.


Keterangan Gambar : (Foto: Humas/kab/bwi)

Ipuk juga langsung mendatangi warga yang sedang mengurus surat dan bertanya apa yang menjadi kendala selama ini. Kalau ada masalah, Ipuk langsung meminta dinas yang membidangi untuk memberikan solusi.

"Saya tadi urus izin usaha mikro. Cepat. Petugasnya sangat membantu," kata Lilik Handayani, seorang pemilik warung.

 Kepala Desa Kaliait, Supriyono, mengapresiasi program bupati berkantor di desa.

"Ini tidak sekadar kunjungan kerja, namun kami bisa dapat jawaban dan solusi langsung atas kesulitan kami selama ini," ujarnya

Supriyono juga menuturkan jika warga desa juga merasa senang dengan seringnya Bupati Ipuk turun ke desa.

"Warga juga sangat antusias datang ke balai desa, tapi kami selalu ingatkan harus selalu taati protokol kesehatan. Yang jelas, bagi kami ini sangat bermanfaat karena bupati jadi tahu detail masalah tiap desa, jadi solusinya tidak gebyah-uyah (tidak menyamakan dengan desa lainnya)," kata Supriyono.

Selama di Kalipait, Ipuk juga meluncurkan program Warung Naik Kelas alias Wenak. Program Warung Naik Kelas (Wenak) ini merupakan perbaikan warung kecil dan memberikan bantuan alat-alat usaha sesuai kebutuhan pemilik warung. Seperti etalase, dispenser, blender, kompor, meja-kursi, peralatan makan, dan lainnya.

Dia juga mengecek layanan kesehatan hewan untuk ternak sapi warga setempat.

Ipuk mengatakan bahwa Ngantor di Desa adalah programnya bersama Wakil Bupati Sugirah. Mereka akan keliling ngantor di desa, mencari masalah dan memberi solusi secara bertahap. Di Banyuwangi sendiri ada 189 desa. (Humas/kab/bwi)