Di Seminar Bangga Bertani, Bupati Ipuk Ajak Milenial Geluti Bisnis PertanianPemkab Banyuwangi

Di Seminar Bangga Bertani, Bupati Ipuk Ajak Milenial Geluti Bisnis Pertanian

(Foto: Humas/kab/bwi)

KabarBanyuwangi.co.id - Untuk meningkatkan kualitas sektor pertanian, Banyuwangi melakukan berbagai upaya termasuk menciptakan generasi baru pelaku usaha pertanian.

“Pertanian terbukti sebagai sektor yang tangguh. Di masa pandemi, saat sektor lain mengalami pertumbuhan minus, sektor ini tetap tumbuh positif,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam acara seminar Pemuda Bangga Bertani yang digelar Dinas Pertanian dan Pangan, di Banyuwangi, Kamis (31/3/2022).

Ipuk menyebut, potensi usaha di sektor pertanian sangat terbuka lebar mulai dari hulu, on farm, hingga hilir. Ini menjadi peluang usaha yang harus ditangkap oleh para milenial. 

Baca Juga :

“Pertanian bukan lagi sebuah pekerjaan remeh dan kotor. Melainkan peluang bisnis yang menjanjikan. Terlebih sudah ada teknologi modern, semuanya bisa dilakukan dengan efektif dan efisien,” tegas Ipuk.

Seminar Pemuda Bangga Bertani ini diikuti 100 pemuda pegiat usaha pertanian se-Banyuwangi. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah nara sumber.

Diantaranya, Direktur Poliwangi Pengembangan Pertanian Malang Dr. Setya Bughi Udrayana, Wakil Kepala Staf Presiden sekaligus Ketua OKK HKTI Handoko, Sekretaris DPD HKTI Jawa Timur Warsito, Dekan Fakultas Pertanian dan Perikanan Untag Banyuwangi Ervina Wahyu, serta Ketua DPC HIPMI Banyuwangi Dede Abdul Ghany. Bertindak sebagai Keynote Speaker, Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah.

Peserta mendapat berbagai materi menarik terkait kewirausahaan, marketing, digitalisasi, hingga kiat dan peluang berbisnis di sektor pertanian. “Ini sebagai ikhtiar menarik minat generasi milenial agar terjun ke bisnis pertanian. Sekaligus meregenerasi pelaku usaha pertanian. Regenerasi pertanian sangat penting karena 61 persen petani di Indonesia berusia di atas 45 tahun,” imbuhnya.  ujar Ipuk.


(Foto: Humas/kab/bwi)

Kegiatan ini disambut positif oleh para peserta. Salah satunya, Aya Sofwa (24) pemilik usaha pupuk vermi kompos. Dia mengaku mendapat banyak insight baru dari seminar ini. “Ilmunya banyak termasuk management dan marketing yang memang sangat saya butuhkan untuk pengembangan bisnis saya,” kata Aya.

Aya merupakan salah satu finalis program Jagoan Tani 2021. Gadis berkerudung itu berhasil mengembangkan sendiri pupuk vermi kompos dan asam amino yang menjadi produk jualannya. “Penjualanya masih lokal. Ke depan saya ingin memperluas pasar dengan teknik marketing yang saya dapat dari seminar ini,” harapnya.

Banyuwangi selama ini juga rutin menggeber program untuk meregenerasi petani milenial. Pemkab meluncurkan Jagoan Tani, program inkubasi pengusaha muda di sektor pertanian dan segala subsektornya. Diharapkan anak-anak muda mau melirik pertanian termasuk di dalamnya perkebunan, perikanan, peternakan.

“Kita dorong anak muda terjun ke dunia bisnis pertanian, sekaligus kita siapkan stimulus modalnya,” kata Ipuk.

Diketahui, luas lahan pertanian Banyuwangi mencapai 66.816 hektar. Kontribusi sektor pertanian terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) cukup besar, seperti tahun 2021 lalu mencapai 29,36 persen. (Humas/kab/bwi)