Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Banyuwangi, Mohamad Yanuarto Bramuda. (Foto: Dok/ Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id – Sejak rapat pertama hingga menjelang pelaksanaan Ritual Seblang Olehsari, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kebupaten Banyuwangi terlibat aktif dan ikut serta memberikan jalan terbaik.
Bahkan rencana live streaming melalui Channel Pemkab Banyuwangi, juga tinggal menjalankan dan semua sudah disetting.
“Semua sudah diusahakan maksimal, namun kembali kepada
pemberi ijin. Perlu juga saya luruskan, bahwa yang membatalkan bukan Polresta
Banyuwangi, tetapi panitia sendiri,” ujar Kadisbudpar Banyuwangi, MY. Bramuda
kepada KabarBanyuwangi.co.id, Rabu (19/5/2021).
“Polresta mengijinkan ritualnya, sedangkan prosesi adat
menari keliling 7 hari yang berpotensi mengundang massa tidak diperbolehkan,” imbuhnya.
Bram menambahkan, pihaknya memang memprioritaskan Ritual
Adat tetap belangsung sesuai kalender yang sudah ditetapkan. Seperti di
Kemiren, acara-acara di luar ritual juga dibatalkan.
“Kita sudah mengkomunikasikan
melalaui rapat koordinasi berkali-kalai, dengan teman-teman aparat juga.
Seharusnya mekanismenya mengacu pada pelaksaanaan tahun lalu, karena tahun lalu
sempat menjadi contoh pelaksanaan ritual adat di tengah pendemi,” tambah Bram
yang juga ikut kecewa.
Jika panitia menuruti saran aparat kepolisian, tambah Bram,
pasti pelaksanaan bisa berjalan. Seperti tradisi Barong Ider Bumi Kemiren,
panitianya mengikuti saran Kepolisian.
Payung Agung yang sudah disiapkan panitia
dengan berbagai perlengkapannya (Foto: Ayu Perwitasari)
Bahkan semua ikut menjaga bersama-sama, ritual adat Barong
Ider Bumi berjalan dengan catatan-catatan kesepakatan pihak aparat dan panitia.
“Saat ‘sembur uthik-uthik’ yang berpotensi mebentuk
kerumunan massa, aparat langsung mengingatkan agar tidak terlalu banyak. Begitu
hingga acara selesai dengan lancar,” ungkap Bramuda.
Sementara itu, Anggota Dewan Pembina Aliansi Masyarakat
Adat Nasional (AMAN) Osing, Hasan Basri melihat ada ketidakkompakan atau tidak satu
suara di masyarakat Olehasri.
Ada yang ngotot pelaksanaan 7 hari berturut-turut, tetapi
ada yang menghendaki tetap ada sesuai kesepakatan.
“Saya sempat kaget, ternyata yang membatalkan dari pihak
panitia. Seharusnya dikomukasikan dengan baik dulu, baik dengan lembaga di
atasnya, atau pihak-pihak yang selama ini ikut menghadapinya,” ujar Hasan Basri
yang juga Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) ini.
“Saya nanti malam akan ke Olehsari, untuk mengetahui apa
sebenarnya yang terjadi”, tutupnya. (sen)