(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Pemkab Banyuwangi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan program pemberantasan rentenir di sejumlah pasar di Banyuwangi.
Program ini bertujuan untuk mengalihkan akses keuangan pedagang pasar yang kerap meminjam pada rentenir dengan bunga tinggi, menuju ke akses kredit murah dari lembaga jasa keuangan yang diluncurkan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di sela-sela “Hari Belanja di Pasar dan UMKM” di Pasar Rogojampi, Rabu (5/5/2021).
Tahap awal, gerakan ini dilakukan
di 5 pasar, yaitu Pasar Rogojampi, Pasar Banyuwangi, Pasar Genteng 1, Pasar
Genteng 2, dan Pasar Blambangan, yang total diisi ratusan pedagang.
“Banyak pelaku usaha mikro-kecil
yang masih kesulitan mengakses modal murah dari lembaga jasa keuangan resmi,
sehingga banyak yang terjerat rentenir dengan bunga mencapai puluhan persen per
tahun, ada yang 50 persen lho,” ujar Ipuk.
Dalam gerakan pemberantasan
rentenir, sejumlah fasilitas pembiayaan murah yang sebagian merupakan program
bersubsidi dari pemerintah, bisa diakses pedagang pasar.
Agen-agen dari BRI dan Pegadaian
masuk ke pasar. Misalnya, Pegadaian dengan pinjaman tertentu berbunga 0 persen.
Kemudian BRI punya kredit usaha rakyat berbunga 6 persen per tahun dengan nilai
pinjaman bisa mencapai Rp10 juta hingga ratusan juta.
“Selain dari sisi bunga, tenor atau
jangka waktu pinjaman juga memberi ruang yang cukup bagi pelaku usaha untuk
bergerak mengembangkan usahanya. Dengan modal murah, keuntungan pedagang bisa
lebih tinggi, hidup tenteram, tidur lebih nyenyak karena tidak dicekik bunga
tinggi,” papar bupati perempuan itu.
“Ini juga sekaligus upaya kami
meningkatkan inklusi keuangan, aksds keuangan yang inklusif bisa dinikmati
pelaku usaha mikro-kecil,” imbuhnya.
Kepala Bagian Pengawasan OJK
Perwakilan Jember, Zulkifli, mengungkapkan, saat ini secara nasional, literasi
keuangan masyarakat masih rendah. Sehingga banyak masyarakat terjebak rentenir.
Keterangan Gambar : (Foto: Humas/kab/bwi)
OJK bersama Pemkab Banyuwangi
mendorong inklusi keuangan dengan mendekatkan institusi keuangan ke pasar.
"Kami mendorong pelayanan
keuangan yang lebih mudah, murah, dan cepat. Pedagang tidak harus meninggalkan
lapak, tapi layanannya yang datang ke pedagang," imbuhnya.
Zulkifli menjelaskan, dalam gerakan
ini, OJK menggandeng dua lembaga, BRI dan Pegadaian, yang menempatkan
agen-agennya di pasar.
"Agen-agen tersebut bertugas
melayani keperluan pedagang pasar, baik pinjaman maupun simpanan,"
urainya.
Manager PT Pegadaian Cabang
Rogojampi Hendra mengatakan, agennya akan keliling ke lapak-lapak seminggu
sekali. “Jika ada pedagang membutuhkan permodalan, bisa lewat agen kami.
Termasuk pedagang yang ingin melakukan pembayaran, cukup melalui agen kami.
Sangat memudahkan," jelasnya.
Hendra menambahkan, Pegadaian
memiliki program pinjaman pedagang super mikro. Pinjaman maksimal Rp1 juta
dikenakan bunga 0 persen. “Sangat ringan," kata Hendra.
Hal senada disampaikan Manager Pemasaran BRI Banyuwangi, Dhomi. "Agen kami sudah ada di pasar-pasar. Mereka l membantu pedagang untuk mengakses permodalan," kata dia. (Humas/kab/bwi)