Diskusi pengelolaan sampah oleh Greeneration Foundation dengan berbagai pihak di Banyuwangi. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwwngi.co.id - Sebagai wujud peduli terhadap lingkungan, Greeneration Foundation menegaskan kembali bahwa lembaganya berupaya melakukan berbagai upaya penanganan sampah.
Organisasi non profit beranggotakan anak-anak muda ini mencetuskan program pengelolaan sampah pada destinasi wisata dengan melibatkan kolaborasi multipihak.
Manager community Empowerment Greeneration Foundation,
Dimas Teguh Prasetyo menyatakan, Pemerintah banyak mengembangkan kawasan
strategis pariwisata nasional (KSPN) dan non KSPN. Namun, dalam pengembangannya
tidak mencakup persoalan pengelolaan sampah.
Dimas mengungkapkan bahwa lembaganya punya tanggung jawab
mengisi kekosongan itu, yakni dengan mengelola sampah dan memanfaatkannya
menjadi sebuah produk bernilai ekonomis.
"Kami fokus ke arah pendampingan komunitas,
masyarakat, khususnya untuk punya sistem pengelolaan sampah,” kata Dimas usai
acara EcoRanger Waste to Energy Dissemination di Pelinggihan Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Banyuwangi, Rabu (15/3/2023).
Berdiri sejak 2018, kata Dimas, pihaknya konsen dalam
pendampingan komunitas dengan sasaran destinasi wisata. Di Banyuwangi,
menurutnya pendampingan telah dilakukan di wisata Pulau Merah dan Pantai
Pancer.
Di kedua destinasi wisata tersebut, kata Dimas,
pendampingan dilakukan oleh EcoRanger dan Emvi Trust, sebagai lembaga turunan
Greeneration.
Untuk program pendampingan, Dimas menerangkan lima aspek
pengelolaan. Pertama, aspek operasional yang berkaitan dengan fasilitas.
Seperti membangun pengelolaan bank sampah. Berikutnya aspek kelembagaan yang
berkaitan dengan pengerjaan pengelolaan sampah.
Aspek yang ketiga, yakni pelibatan masyarakat, keempat
adalah aspek regulasi. Menurutnya, aspek regulasi ini sangat penting agar
memiliki dasar hukum dalam setiap langkahnya.
“Nanti misalnya Emvitrust atau Ecoranger mau narik iuran buat bank sampah,dasar hukumnya apa. Desa harus membangun Bumdes, kita bantu advokasi,” bebernya.
Manager
community Empowerment Greeneration Foundation, Dimas Teguh Prasetyo. (Foto:
Fattahur)
Aspek kelima adalah pendanaan keberlanjutan. Aspek
pendanaan ini bisa jadi dari kewiraswastaan. Contohnya menjual produk
pengolahan sampah, bisa juga dengan membuka jasa training konsultan dan lain
sebagainya.
“Jadi lima aspek itu ada dan sudah tercapai dalam
pendampingan EcoRanger,” tegasnya.
Lebih jauh dijelaskan, pengelolaan sampah di wisata Pulau
Merah dan Pantai Pancer selama tiga tahun ini telah menghasilkan berbagai
produk bernilai ekonomis. Mulai budidaya magot.
Caranya, sampah organik diberdayakan untuk jadi makanan
ulat magot. Ulat maggot ini bisa dijual untuk pakan ternak. Untuk sampah
organik yang dimuntahkan maggot bisa menjadi kasgot. Kasgot ini bisa digunakan
menjadi pupuk.
Tak hanya itu, sampah juga dapat dimanfaatkan menjadi
biogas yang bisa menghasilkan gas dikonversi menjadi gas biasa untuk kebutuhan
rumah tangga.
“Termasuk sampah material daur ulang kita distribudikan
ke pengepul besar yang nanti akan dicacah jadi biji plastik,” pungkasnya.
Dia menekankan, pada prinsipnya sampah itu masih bisa
bernilai. “Termasuk orang yang mengerjakan itu pun bernilai. Karena mind
set-nya yang ngambilin sampah pemulung, bajunya compang camping,
kesejahteraaannya sedikit rendah, jadi kita mau angkat itu,” katanya. (fat)