Hadapi Efisiensi, eL Hotel Banyuwangi Bidik Pasar Leisure dan Angkat Potensi Lokal Demi BertahaneL Hotel Banyuwangi

Hadapi Efisiensi, eL Hotel Banyuwangi Bidik Pasar Leisure dan Angkat Potensi Lokal Demi Bertahan

GM eL Hotel Banyuwangi, Wilmar Desrizal saat dikonfirmasi. (Foto: Firman)

KabarBanyuwangi.co.id – Efisiensi anggaran pemerintah pusat menghadirkan tantangan tersendiri bagi industri perhotelan di Banyuwangi. Namun, eL Hotel Banyuwangi di bawah kepemimpinan General Manager Wilmar Desrizal yang memimpin sejak Februari 2022 ini mengaku tak gentar.

Mereka memilih strategi jitu dengan mengandalkan potensi pasar lokal dan gencar membidik pasar "leisure" yang menggabungkan aktivitas berlibur pasar domestik maupun internasional demi menjaga tingkat hunian.

Wilmar yang meniti karir hotelier di department Front Office dan berkembang ke Sales Marteting ini mengakui bahwa efisiensi anggaran berdampak pada tingkat okupansi dan frekuensi kegiatan meeting di hotel.

Baca Juga :

"Biasanya, setelah pandemi Covid-19 mereda, okupansi kami bisa mencapai 70 sampai 80 persen. Namun, kini berkisar antara 40 sampai 60 persen. Jadi berkurang 25 persen," ungkapnya saat ditemui tim KabarBanyuwangi.co.id, Selasa (13/5/2025).

Wilmar menyebut, kegiatan meeting yang dulunya hampir setiap hari, kini hanya terjadi 2 sampai 3 hari sekali. Meski demikian, dampaknya dinilai belum terlalu signifikan, terutama saat musim liburan.

"Saat liburan, pasar kami lebih banyak dari wisatawan keluarga atau mereka yang transit ke Bali atau kota lain. Jadi, efisiensi anggaran pemerintah tidak terlalu berpengaruh," jelasnya.

Menyikapi potensi penurunan pasar dari kegiatan pemerintah, eL Hotel Banyuwangi mengambil langkah strategis dengan diversifikasi pasar.

"Beruntung kami tidak terlalu bergantung pada kegiatan pemerintah. Kontribusi mereka hanya sekitar 20 sampai 30 persen. Sisanya berasal dari online travel agentoffline travel agent, korporasi, dan event," papar Wilmar, yang memiliki pengalaman panjang di dunia perhotelan sejak tahun 2002.


Blambangan Ballroom eL Hotel Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

eL Hotel Banyuwangi kini gencar membidik pasar leisure. Keuntungan lokasi Banyuwangi yang dekat dengan Bali menjadi salah satu daya tarik, baik sebagai destinasi lanjutan maupun tempat transit. Selain itu, potensi ragam wisata alam seperti Gunung Ijen juga menjadi andalan.

"Kami memanfaatkan betul potensi lokal Banyuwangi. Meskipun branding Banyuwangi belum sekuat Bali, namun daya tarik Gunung Ijen dan potensi lainnya menjadi alasan wisatawan datang," kata pria kelahiran Jakarta yang kini berdomisili di Bandung ini.

Untuk mengisi kekosongan pasar dari kegiatan pemerintah, eL Hotel Banyuwangi juga mengandalkan wisatawan dari berbagai platform pemesanan daring dan travel agent. "Kami melihat banyak tamu datang dari platform seperti Agoda dan juga dari travel agent," imbuhnya.

Wilmar menjelaskan bahwa eL Hotel Banyuwangi terus berupaya meningkatkan layanan dan produk untuk menarik tamu. Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak juga dijalin.

"Kami berharap inisiatif kegiatan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi bisa lebih digalakkan," harapnya.

Mengenai isu potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi karyawan perhotelan, Wilmar menegaskan bahwa eL Hotel Banyuwangi belum mengambil langkah tersebut.

"Kami mengikuti arahan dari eL Hotel Group. Saat ini Alhamdulillah belum ada rencana PHK," tegas Wilmar.

Namun, ia tidak menampik kemungkinan adanya penyesuaian jam kerja atau pengurangan gaji jika situasi ekonomi semakin sulit.

Wilmar berharap pemerintah daerah dapat memberikan insentif yang lebih besar kepada pelaku pariwisata di Banyuwangi.

"Kami sangat bergantung pada dukungan pemerintah. Contohnya, pengembangan tempat wisata dan aksesibilitas yang baik akan menarik lebih banyak wisatawan leisure," ujarnya.


Wilmar Desrizal, sosok dibalik eL Hotel Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

Ia menyoroti kendala seperti minimnya penerbangan langsung dan mahalnya tiket pesawat ke Jakarta sebagai penghambat.

"Dalam situasi efisiensi seperti ini, kami juga berharap ada insentif yang bisa diarahkan untuk mendukung sektor pariwisata," pungkas Wilmar.

Meskipun menghadapi tantangan efisiensi anggaran, eL Hotel Banyuwangi tetap optimis dengan prospek ke depan. Diversifikasi pasar, pemanfaatan potensi lokal, dan inovasi layanan menjadi kunci strategi mereka untuk terus bertahan dan berkembang di industri pariwisata Banyuwangi. (man)