Barisan penari Gandrung iringi kirab rupang yang digelar umat Buddha Vihara Dhamma Mukti, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Suasana penuh khidmat mewarnai perayaan Tri Suci Waisak 2569 BE / 2025 M di Banyuwangi. Umat Buddha Vihara Dhamma Mukti di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, menggelar kirab rupang atau patung Buddha sejauh 1,5 kilometer, Senin siang (12/5/2025).
Kirab diikuti oleh anak-anak hingga orang dewasa menampilkan pemandangan yang tak biasa, yakni kolaborasi apik dengan barisan penari Gandrung, tarian tradisional kebanggaan Banyuwangi.
Barisan terdepan kirab menampilkan anggunnya para penari
Gandrung yang bergerak lemah gemulai mengiringi perjalanan rupang Buddha.
Patung seberat 100 kilogram tersebut diusung dengan penuh
khidmat oleh umat Buddha pilihan, berjalan tanpa alas kaki mengelilingi vihara.
Ketua Vihara Dhamma Mukti, Pandhita Muda Widja Dhamu,
menjelaskan bahwa kirab rupang ini merupakan salah satu rangkaian penting dalam
menyambut Hari Raya Tri Suci Waisak.
"Kirab ini adalah wujud syukur kami kepada Tuhan
Buddha yang telah melimpahkan kesehatan dan rezeki kepada seluruh umat manusia,"
ujarnya saat diwawancarai di sela-sela acara.
Lebih lanjut, Pandhita menyoroti keterlibatan Tari
Gandrung dalam prosesi kirab. "Ini adalah bentuk toleransi dan upaya kami
untuk melestarikan kebudayaan Banyuwangi. Kami ingin menunjukkan bahwa keberagaman
bisa berjalan harmonis dan saling memperkaya," tegasnya.
Pandhita menambahkan, kolaborasi ini juga menjadi simbol
persatuan dan kesatuan umat, tanpa memandang perbedaan latar belakang budaya.
Setelah kirab, umat Buddha melanjutkan kegiatan dengan
melaksanakan puja bakti dipimpin seorang Samanera dari Kabupaten Batu.
Sementara itu, puncak perayaan Tri Suci Waisak di Vihara Dhamma Mukti
dilaksanakan Senin malam pukul, 23.55 WIB.
Kirab rupang yang unik ini tidak hanya menjadi ritual
keagamaan bagi umat Buddha, tetapi juga menjadi tontonan menarik yang
memperlihatkan indahnya toleransi dan harmoni antara budaya dan agama di
Banyuwangi. (red)