Hari Belanja ke Pasar dan UMKM Banyuwangi Kembali Digeber untuk Penanganan StuntingPemkab Banyuwangi

Hari Belanja ke Pasar dan UMKM Banyuwangi Kembali Digeber untuk Penanganan Stunting

(Foto: humas/kab/bwi)

KabarBanyuwangi.co.id - Gerakan belanja di pasar rakyat dan UMKM yang dicetuskan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sejak 2021 kembali digelar, Jumat (5/5/2023).

Gerakan rutin yang dilaksanakan setiap bulan pada tanggal ‘cantik’ oleh ribuan ASN ini, hasilnya didonasikan kepada warga kurang mampu, ibu hamil dengan resiko tinggi, termasuk untuk prevalensi stunting.

Pada gerakan yang digelar 5 Mei kali ini, Bupati Ipuk belanja di pasar Galekan, Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, sekaligus memantau perkembangan renovasi pasar yang sempat terbakar Januari 2022 lalu.

Baca Juga :

Renovasi pasar tersebut kini telah masuk tahap penyelesaian akhir, dan bisa segera difungsikan. Ipuk meminta agar Pemerintah Desa dan Kecamatan, untuk mengatur dan melakukan pengawasan mengingat pasar merupakan aset desa. 

"Yang terpenting adalah bagaimana faktor keselamatan agar kebakaran tidak terulang kembali. Saya berharap ada pengawasan dari petugas pasar maupun pemerintahan desa," kata Bupati Ipuk.

Di Pasar Galekan, Bupati Ipuk tampak belanja ragam bahan pangan bergizi tinggi seperti aneka ikan, telur, daging, hingga sayur-mayur.

“Selain menggerakkan perekonomian warga, gerakan ini juga membantu warga yang membutuhkan. Dengan gotong royong semacam ini semuanya akan menjadi lebih ringan,” ujar Ipuk.

Di pasar tersebut, usai belanja Ipuk juga langsung membagikan hasil belanjaan pada masyarakat seperti abang becak, lanjut usia, dan masyarakat kurang mampu lainnya yang berada di sekitar kawasan pasar.

Alumni Universitas Negeri Jakarta tersebut juga mendatangi dan membagikan hasil belanja pada anak yatim piatu yayasan LKSA Sahal Suhail, Desa Bajulmnati.

Selain itu, Ipuk juga Ipuk mengunjungi sejumlah bumil risti dan balita stunting di wilayah Desa Bajulmati. Selain menyerahkan bantuan, Ipuk juga memastikan kondisi kesehatan mereka.

"Aksi kali ini kita tetap fokus untuk penanganan stunting. Kami belanja kebutuhan pangan bernutrisi tinggi untuk disumbangkan kepada bayi di bawah dua tahun (baduta) yang stunting, serta ibu hamil beresiko tinggi (bumil risti)," kata Ipuk.

"Sekarang melihat ibu hamil dengan resiko bukan hanya dengan timbangan namun juga riwayat penyakit. Saya minta Puskesmas, dasawisma, dan kader Posyandu terus memantau perkembangannya. Pastikan intervensi pangan bernutrisi yang kami berikan betul-betul dikonsumsi, sehingga kondisinya segera membaik," kata Ipuk.

Salah satu bumil risti adalah Silviana Silva. Perempuan berusia 22 tahun itu, sedang hamil 13 minggu dengan resiko tinggi. "Kami sangat bersyukur karena terus dipantau sekaligus dibantu tambahan nutrisi harian," ungkap Silva.

Pemkab Banyuwangi juga melibatkan pedagang sayur keliling (mlijoan) untuk menyalurkan bantuan makan tambahan bagi balita stunting ataupun ibu hamil resiko tinggi (bumil risti).

Untuk penanganan stunting, Pemkab Banyuwangi mengalokasikan APBD senilai Rp 7 miliar untuk intervensi nutrisi bumil risti dan baduta stunting dari keluarga tidak mampu pada 2023. (humas/kab/bwi)