Kakek Jumari saat Video Call dengan Bu Wagiyah yang difasilitasi Ketua Ikawangi Kepri. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Kakek Jumari (74) yang terpisah dengan istrinya sejak tahun 1972 dan hidup sebatangkara di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), akhirnya bisa bertemu mantan istrinya, Wagiyah (70) lewat Video Call (VC).
Setelah diberitakan KabarBanyuwangi.co.id dan melalui Media Sosial (Medsos), banyak pihak yang berusaha membantu mempertemukan dengan keluarganya di Dusun Trembelang, Desa/Kecamatan Cluring. Group WhatsApp (WA) termasuk Ikawangi Dunia yang paling aktif mencari informasi tersebut.
“Saya tadi hingga dihubungi tetangga Bu Wagiyah, Istri
Kakek Jumari di Malaysia. Dari kepastian bahwa Pak Jumari benar suaminya Bu
Wagiyah, juga datang dari saudara Ikawangi di Daerah lain,” kata Nurry Argo
Wiranto kepada KabarBanyuwangi.co.id.
“Minggu (13/7/2021) seharian, saya melayani telepon dari berbagai daerah seperti seorang operator,” imbuh Nurry.
Nurry sempat keluar rumah, karena ada acara menghadiri hajatan. Namun saat pulang dari hajatan, ternyata Kakek Jumari sudah dijemput anggota Ikawangi Kepri dan berada di Sekretariat.
Pengurus Ikawangi Kepri yang membantu Kakek
Jumari. (Foto: Istimewa)
“Setelah mendapatkan nomor telepon keluarga Kakek Jumari di
Trembelang, saya langsung mengumbungi. Beberapa kali nyambung putus, karena
sinyalnya jelak. Akhirnya saya menyuruh anak saya, Andika Nur Saputra (28) yang
tinggal di Desa Sraten, untuk pergi ke Trembelang dan meminjam HP-nya,” tambah
Nurry.
Setelah nyambung, akhirnya Kakek Jumari bisa Video Call
dengan Bu Wagiyah. Menurut pengamatan Nurry dan pengurus Ikawangi Kepri,
keduanya terlihat sangat senang setelah puluhan tahun berpisah.
“Bu Wagiyah juga bercerita, jika anaknya bersama Kakek
Jumari, Wiswanti sudah meninggal saat masih kelas 3 SD. Bu Wagiyah menikah lagi
dan mempunyai anak lima, tetapi suaminya sudah meninggal,” ucap Nurry.
“Saya dan teman-teman begitu haru dan hingga meneteskan air
mata, melihat dialog Bu Wagiyah dan Kakek Jumari,” imbuh Nurry yang juga
pengusaha teralis ini.
Tampak bahagia Kakek Jumari saat berada di Sekretariat
Ikawangi Kepri. (Foto: Istimewa)
Pada kesempatan tersebut, Kakek Jumari mengaku sempat
tertipu dan tidak punya apa-apa untuk ongkos pulang. Namun sekarang sudah mau
menerima Bu Wagiyah dan anaknya, jika mau diajak ke Kepri untuk menanam sayur mayur.
“Kakek Jupri memang hidup di kebun, milik perushaan seluas
setengah hektar. Harga sayur di Kepri memang mahal, makanya Kakek Jupri berani
mengajak mantan istrinya. Bahkan Kakek Jumari mau mengajak anak Bu Wagiyah
dengan lelaki lain itu dianggap sebagai anaknya juga,” pungkas Nurry yang asli
Desa Sraten, Kecamatan Cluring ini. (sen)