Kemeriahan Petik Laut Muncar, Larung Sesaji Gitik dan Kepala Kambing di Tengah LautDisbudpar Banyuwangi

Kemeriahan Petik Laut Muncar, Larung Sesaji Gitik dan Kepala Kambing di Tengah Laut

Ribuan masyarakat dari berbagai daerah penuhi Pelabuhan Muncar untuk melihat prosesi larung saji. (Foto: Disbudpar Banyuwangi)

KabarBanyuwangi.co.id - Warga pesisir Muncar memiliki agenda tahunan sedekah laut yang dikenal sebagai tradisi Petik Laut. Tradisi tersebut diselenggarakan di kawasan Pelabuhan Muncar, Kecamatan Muncar, Banyuwangi pada Rabu (2/8/2023) siang.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Wakil Bupati Banyuwangi H. Sugirah yang turut merasakan kebahagiaan bersama warga pesisir Muncar. Sugirah menyampaikan apresiasinya terhadap tokoh masyarakat dan panitia yang senantiasa menjaga tradisi ini.

“Tradisi Petik Laut merupakan warisan leluhur serta merupakan sedekah masyarakat Muncar yang diwujudkan dalam bentuk tasyakuran. Ungkapan rasa syukur inilah yang patut kita teladani dari tradisi Petik Laut,” ungkapnya.

Baca Juga :

Sebagai masyarakat maritim, laut tentunya memiliki makna besar dalam kosmologi masyarakat Muncar. Tercatat dalam sejarah, masyarakat Muncar telah melakukan tradisi Petik Laut sejak tahun 1927. Tiap tahunnya, tradisi ini diadakan pada tanggal 15 Muharram atau Suro dan menjadi daya tarik tersendiri bagi seluruh masyarakat.

Prosesi Petik Laut diawali dengan arak-arakan Gitik, yaitu perahu kecil yang berisi hasil alam berupa buah, sayur, serta kepala kambing. Gitik diarak menuju ke dermaga untuk selanjutnya dibawa ke tengah laut menggunakan perahu nelayan.


Gitik diarak menuju dermaga pelabuhan sebelum dilarung sajikan ke tengah laut. (Foto: Disbudpar Banyuwangi)

Puluhan perahu nelayan yang dihias berbagai ornamen cantik berlayar mengiringi perahu utama yang bertugas melarung sesaji Gitik. Para nelayan kemudian menceburkan diri ke laut, mereka berlomba-lomba berebut seserahan yang hanyut.

Prosesi diakhiri dengan doa bersama para sesepuh di makam Sayid Yusuf yang berada di Semenanjung Sembulungan. Sayid Yusuf sendiri merupakan tokoh masyarakat yang diyakini sebagai pelopor Petik Laut.

Kala itu, laut Muncar pernah mengalami paceklik yang menyebabkan hasil tangkapan nelayan merosot. Sayid Yusuf lalu mengajak masyarakat untuk memberi sedekah terhadap laut yang kemudian membalas dengan hasil melimpah. 

Masyarakat yang mengikuti arak-arakan mengenakan pakaian nuansa merah hitam khas Suku Madura. Wilayah pesisir Muncar didominasi oleh masyarakat Madura yang telah turun temurun menggeluti profesi sebagai nelayan.

Tak hanya berkah bagi nelayan, para pedagang pun ikut menikmati berkah Petik Laut. Dalam rangka perayaan Petik Laut, di kompleks pelabuhan nelayan Muncar diadakan pasar malam selama satu bulan lamanya.

Puluhan lapak pedagang menghiasi area pelabuhan dari siang hingga sore hari. Masyarakat pun turut berbahagia karena mendapat alternatif hiburan baru di kawasan tersebut. (man)