Festival Sewu Iwak Banyuwangi Suguhkan Berbagai Hasil Laut, Ada Tongkol Jumbo Seberat 27 KgDisbudpar Banyuwangi

Festival Sewu Iwak Banyuwangi Suguhkan Berbagai Hasil Laut, Ada Tongkol Jumbo Seberat 27 Kg

Ikan Tongkol berukuran jumbo disuguhkan di Festival Sewu Iwak Banyuwangi. (Foto: Disbudpar Banyuwangi)

KabarBanyuwangi.co.id - Festival Sewu Iwak yang didedikasikan untuk nelayan dan dunia perikanan digelar di Fish Market Kampung Mandar, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Selasa (1/7/2023) siang.

Perlu diketahui, Kampung Mandar merupakan salah satu dari 44 titik pendaratan ikan tangkapan nelayan yang ada di Banyuwangi.

Sesuai dengan namanya, acara tersebut menyuguhkan ribuan produk ikan. Uniknya, terdapat seekor ikan Tongkol segar dengan berat 27 Kg. Ikan jumbo hasil tangkapan nelayan itu pun cukup menyita perhatian dari banyaknya ikan di deretan pasar ikan segar.

Baca Juga :

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengungkapkan rasa bangganya terhadap Kampung Mandar yang kini telah bertransformasi menjadi salah satu sentra penyaji olahan ikan terfavorit di Banyuwangi.

“Selama beberapa tahun terakhir, kami menjaga wilayah ini dengan SOP ketat, terutama dalam hal kebersihan. Semoga dengan adanya program edukasi, pemberdayaan serta pendampingan yang berkelanjutan ini, dapat berdampak positif terhadap kesejahteraan nelayan,” kata Bupati Ipuk.

Festival ini juga merupakan promosi Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), yaitu program yang diusung Pemkab Banyuwangi guna memotivasi masyarakat agar mengonsumsi ikan secara teratur dalam jumlah yang disyaratkan bagi kesehatan.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi Alief R. Kartiono mengatakan, Angka Konsumsi Ikan (AKI) di Banyuwangi terus mengalami peningkatan.

"Pada tahun 2020, AKI sebesar 36.6 kilogram/kapita/per tahun. Angka tersebut meningkat cukup signifikan di angka 61.5 kilogram/kapita/tahun pada 2021. Pada November 2022 lalu, Banyuwangi dinobatkan sebagai kabupaten dengan AKI ter progresif se Jawa Timur dengan raihan angka 63.5 kilogram/kapita/tahun," ungkapnya.


Salah satu stand UMKM dengan berbagai produk olahan hasil laut. (Foto: Disbudpar Banyuwangi)

Diawali dengan kegiatan literasi dan inklusi keuangan bagi UMKM dan nelayan, kurang lebih 100 orang peserta dari kalangan nelayan dan pengelola warung seafood menjadi audiens dalam kesempatan itu.

Pada sesi workshop dengan tema "Menata Kuliner Masa Depan Kampung Mandar”, para peserta mendapat pelatihan mengenai cooking terminology dari Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI).

“Hari ini kami berkesempatan untuk sharing dengan teman-teman pengelola warung mengenai pengolahan ikan dari hulu ke hilir yang meliputi penyimpanan bahan, teknik memasak, segmen pasar, hingga soal kebersihan,” ungkap Ketua PCPI, Agus Supriyadi.

Melalui workshop tersebut, tim PCPI ingin mengajak pengelola warung seafood Kampung Mandar untuk membranding ikan bakar khas Banyuwangi agar beda dengan ikan bakar di tempat lain. Dalam kesempatan tersebut, mereka mengajukan sambal kecombrang sebagai referensi untuk branding ikan bakar khas Banyuwangi.

"Peserta sangat aktif dan antusias, mereka banyak sekali mengajukan pertanyaan," imbuh Agus.

Sektor UMKM juga tak luput mendapat sorotan pada acara kali ini. Terdapat sekitar 45 peserta yang ikut dalam pameran di acara ini. Para penggerak UMKM merasa terbantu dengan adanya festival ini.

Bagaikan jaring nelayan, Fish Market Festival Sewu Iwak berhasil merengkuh banyak pelaku usaha di bidang perikanan. Program yang telah dilaksanakan selama ini pun menunjukkan hasil positif. Kampung Mandar yang dahulu dipandang sebelah mata, kini berhasil menjadi ekosistem yang sehat bagi bisnis perikanan dan pariwisata. (man)