Kelompok Ki Ageng Joyo Karyo Juara Lomba Patrol 2021 di Banyuwangi. (Foto: Moch. Syaiful)
KabarBanyuwangi.co.id - Prediksi bahwa Kelompok Patrol Ki Ageng Joyo Karyo akan memenangi Lomba Musik Patrol 2021, yang berlangsung di Waroeng Kemarang, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, akhirnya terbukti setelah Dewan Juri mengumumkan hasil lomba, Minggu (9/5/2021) malam.
Lomba yang berlangsung sejak pertengahan Ramadhan dan diikuti 13 Kelompok musik patrol tersebut, memasuki babak baru penyelenggaraan patrol yang digelar pihak swasta.
Wakil Bupati
Banyuwangi, H. Sugirah yang menutup lomba, mengaku senang dan berterima kasih
kepada para seniman.
“Saya bangga kepada para seniman, karena dalam kondisi
seperti ini masih bisa melestarikan kesenian orang Using dengan menerapkan
protocol kesehatan yang ketat,” kata H. Sugirah dengan nada bangga.
“Sebetulnya kegiatan dilakukan oleh Pemkab dan sudah masuk
agenda B-Fest, namun selama pendemi Covid-19 tidak bisa dilaksankan dan
Alhamdulillah diselenggarakan pihak swasta,” imbuh Wakil Bupati Banyuwangi itu.
Sementara juara tahun 2019, Mbah Gandrung dari Singojuruh
harus puas di urutan ketiga setelah Kelompok Pengamen Dinsos yang menduduki
juara dua. Sedangkan Jajang Selaras Lateng Juara Harapan Satu dan Kharima
Blambangan Cungkin juara Harapan dua.
Keterangan Gambar : Ki
Ageng Joyo Karyo menerima hadiah yang diserahkan Wabub Sugirah. (Foto:Moch.
Syaiful)
Penampilan Jaya Karyo yang mewarisi tradisi Tabuhan
Angklung Sawahan, sejak awal mencuri perhatian penoton dan dewan juri. Kelompok
Joyo Karyo baru tahun 2021 ini ikut lomba patrol, tetapi personilnya sudah pernah
ikut pada tahun 2019 lalu bersama kelompok lain dan juara busana pertama.
“Setiap penampilan kami usahakan ada yang baru.
Mentor-mentor kami yang ada di luar kota, selalu mengamati penampilan kami lewat
Youtube. Malam itu setelah tampil, langsung Zoom Meeting untuk evaluasi dan
langsung mengkonsep penampilan berikutnya,” kata Nuno Sutedjo, Koordinator
kelompok Patrol Joyo Karyo.
Selain itu, tambah Nuno, dukungan penuh ini dilakukan dalam
rangka memperkuat setiap ditemukan adanya kelemahan. “Saat bloking panggung
kami jelek, langsung didatangkan korografer Sobari Sofyan ikut terlibat
membenahi. Sehingga dalam penampilan berikutnya, kami sudah berbeda,” tambah
Nuno.
Sementara itu, juara tahun 2019, Mbah Gandrung Singojuruh terlihat berantakan
konsepnya pada penampilan akhir. Padadal sebagai juara, seharusnya lebih
tenang. Namun justru menjadi beban berat, sehingga penampilannya tidak bisa maksimal.
“Saya juga heran, pada penampilan terakhir Mbah Gandrung
banyak melakukan kesalahan. Saya tidak tahu, kenapa terjadi demikian. Padahal
saat latihan terakhir tidak demikian, saya sempat lihat mereka latihan,” kata
pengamat musik tradisional Banyuwangi, Moch. Syaiful. (sen)