Hamparan sampah di perairan Selat Bali sempat menghambat gerak kapal SAR yang mencari nelayan hilang. (Foto: Tangkapan layar)
KabarBanyuwangi.co.id – Pemandangan kontras tersaji di perairan Selat Bali, tepatnya di sekitar Patung Gandrung Watu Dodol yang menjadi ikon pariwisata Banyuwangi.
Di tengah upaya heroik Tim Basarnas Banyuwangi sedang melakukan pencarian nelayan hilang, mereka justru dikejutkan adanya hamparan sampah sepanjang kurang lebih 500 meter yang dapat mencemari laut, Jumat (2/5/2025).
Ironisnya, tumpukan sampah didominasi plastik dan
serpihan kayu ini tak hanya merusak estetika laut yang seharusnya memukau,
tetapi juga menghambat gerak kapal Search and Rescue (SAR) saat melintas.
"Pagi tadi waktu berangkat pencarian, kita jalan
pelan karena takut sampah menyangkut ke mesin. Kami juga sempat kaget karena
biasanya jalur ini bersih, tapi kali ini justru banyak sampah," ungkap
Kepala Pos Basarnas Banyuwangi, Wahyu Setia Budi, dengan nada prihatin.
Dampak buruk tumpukan sampah ini juga dirasakan langsung
oleh pengelola kawasan wisata Grand Watu Dodol (GWD). Pantai yang seharusnya
menjadi daya tarik utama wisatawan kini dipenuhi sampah kiriman yang datang sejak
sepuluh hari terakhir.
"Sekitar sepuluh hari lalu banyak sampah kiriman
yang berdatangan. Ini menyebabkan kawasan wisata menjadi kotor," keluh
Abdul Azis, Pengelola Wisata GWD.
Abdul Azis menambahkan, parahnya kondisi sampah sempat membuat perahu-perahu wisata kesulitan berlabuh. Meskipun pembersihan rutin terus dilakukan, volume sampah yang terus berdatangan membuat pihak pengelola kewalahan.
"Rutin kami bersihkan agar tidak mengganggu kenyamanan wisatawan," ujarnya.
Kuat dugaan, sampah berasal dari aliran sungai yang
bermuara di sekitar kawasan tersebut, akibat terbawa arus laut.
"Kami tidak tahu secara pasti darimana datangnya
sampah ini. Yang jelas sampah ini berasal dari sungai dan masuk ke laut,"
tambah Azis.
Hamparan
sampah juga terlihat di kawasan pesisir Pantai Grand Watu Dodol dan membuat
nelayan terganggu. (Foto: Tangkapan layar)
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Banyuwangi, Taufik Rohman, membenarkan kondisi memprihatinkan ini. Pihaknya
telah berkoordinasi dengan pengelola wisata GWD terkait masalah sampah kiriman.
"Setelah saya konfirmasi ke teman-teman pengelola
wisata GWD, memang itu sampah-sampah yang terbawa sungai ke laut. Akhirnya
ketika ada angin ke pantai tentunya sampah-sampah tersebut menumpuk di
pantai," jelas Taufik.
Lebih lanjut, Taufik menyoroti perlunya perubahan
perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah.
"Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya
membuang sampah pada tempatnya menjadi penyebab utama. Hal ini perlu
diperhatikan. Maka dari itu diharapkan masyarakat lebih peka terhadap
pengelolaan sampah agar tidak mengotori laut," harap Taufik. (man)