(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Penanganan sampah tidak bisa dilakukan secara parsial. Harus terintegrasi dari hulu hingga hilir. Hal inilah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Bekerja sama dengan BUMN perbankan menghadirkan Program YOK KITA GAS (Gerakan Anti Sampah) di Pasar Rogojampi.
“Bank Sampah yang mampu mengelola satu ton sampah per harinya ini merupakan inovasi yang bagus. Ini adalah bagian dari penanganan sampah sejak di hulunya,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat meresmikan pengelolaan sampah beberapa waktu lalu.
Ipuk menegaskan bahwa persoalan
sampah menjadi salah satu perhatian utamanya. Tidak hanya menangani tumpukan
sampah yang telah hanyut di sungai atau menumpuk di pantai, tapi harus
digerakkan sejak dari awal. Seperti halnya di rumah tangga, pasar dan industri
yang merupakan produsen awal sampah itu sendiri.
“Program mengatasi masalah sampah
merupakan salah satu concern dari Pemkab Banyuwangi, karenanya kami menyambut
baik program ini dan berterima kasih pada BRI yang turut peduli dalam mengatasi
masalah sampah di daerah,” ujar Ipuk.
Sebelumnya Pemkab Banyuwangi juga
baru saja meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle
(TPST 3R) Balak di Desa Balak, Kecamatan Songgon yang merupakan kerjasama
dengan pemerintah Norwegia dan korporasi dari Austria. TPS yang berdiri di atas
lahan seluas 1,5 hektar tersebut memiliki kapasitas pengolahan mencapai 84 ton
sampah per Hari.
“Adanya program dari BRI ini
sangat berarti untuk mengatasi masalah sampah yang ada di area Kecamatan
Rogojampi, khususnya Pasar Rogojampi. Kami berharap program ini nantinya juga
akan menjangkau pasar-pasar lainnya di Banyuwangi,” ujar Bupati Ipuk.
Pada kesempatan tersebut Bupati
Ipuk berkesempatan melihat secara langsung proses pengelolaan sampah di Bank
Sampah TPST Rogojampi. Terdapat pengolahan sampah non organik dan organik yang
masing-masing diproses menggunakan mesin yang berbeda. Selain itu Bupati Ipuk
juga meninjau pengolahan sampah organik dengan metode Maggot Black Soldier Fly
(BSF).
Sementara itu Kepala Cabang BRI
Banyuwangi Ashri Agustian menjelaskan pasar dipilih sebagai lokasi program
penyaluran program Yok Kita Gas, karena pasar merupakan salah satu pusat
aktivitas ekonomi masyarakat, menghasilkan sampah setiap hari.
“Gerakan ini dimulai dengan
edukasi dan sosialisasi kepada 750 pedagang Pasar Rogojampi tentang pentingnya
mengelola sampah. Para pedagang diberikan edukasi untuk mampu memilah antara
sampah organik dan anorganik,” ujar Ashri.
Sampah yang telah dipilah oleh
pedagang akan disetorkan ke Bank Sampah TPST Rogojampi dan dapat menjadi
tabungan penambah pendapatan bagi pedagang yang menjadi nasabah Bank Sampah.
“Saat ini sudah ada 45 pedagang
yang menjadi nasabah Bank sampah, kami berharap nantinya semua pedagang bisa
bergabung,” cetus Ashri.
Untuk sampah organik akan
dikelola dalam bentuk pakan maggot, ecoenzym dan pupuk organik. Sedangkan
sampah anorganik dijual lagi ke pengepul yang akan diputar untuk menjadi modal
usaha Bank sampah.
Sebagai informasi selama enam
bulan berjalan Bank Sampah TPST Rogojampi telah memproses sebanyak 864 kg
sampah organik dan 1.860 kg sampah anorganik per bulan.
Sementara itu jumlah reduksi carbon dan metan atas pengelolaan sampah ini sebesar 9,12 kg per bulan untuk metan (CH4) dan reduksi karbon sebanyak 22,57 kg. (humas/kab/bwi)