Upacara memperingati hari G30S di halaman Mapolresta Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Tepat pada 30 September 1965 silam,
merupakan salah satu hari paling kelam di Indonesia yang hingga kini tetap
dikenang oleh seluruh rakyat Indonesia. Pasalnya pada masa itu, sejumlah
petinggi TNI harus meregang nyawa akibat pemberontakan yang diyakini dilakukan
oleh partai komunis di masa itu.
Mereka dibunuh, dan jenazah para pahlawan revolusi itu
dibuang ke suatu lokasi yang dikenal sebagai Lubang Buaya di Pondok Gede,
Jakarta.
Sementara di Kabupaten Banyuwangi, penanda peristiwa
Gerakan 30 September 1956 itu juga ada di Desa Cemetuk, Kecamatan Cluring,
Banyuwangi. Di monumen Lubang Buaya Cemetuk, juga terdapat patung Garuda
Pancasila raksasa lengkap dengan relief peristiwa itu di bagian bawahnya.
Bagian belakang patung Garuda Pancasila terdapat tiga
lubang dengan bentuk persegi. Ketiga lubang itulah yang dimaksud sebagai
monumen lubang buaya.
Hingga kini, peristiwa itupun kerap diperingati lewat berbagai upaya. Salah satunya
mengibarkan bendera setengah tiang, seperti yang dilakukan oleh Kepolisian
Resor Kota (Polresta) Banyuwangi dengan menaikkan bendera setengah tiang untuk
memperingati sejarah kelam peristiwa 30 September 1965 atau G30S.
Kapolresta Banyuwangi, AKBP Nasrun Pasaribu menjelaskan,
pengibaran bendera setengah tiang sebagai bentuk memperingati hari G30S,
sekaligus menghormati jasa para pahlawan revolusi.
Pengibaran bendera setengah tiang dilakukan di Mapolresta
Banyuwangi, dan di polsek jajaran. "Pengibaran bendera setengah tiang kita
lakukan untuk hari ini saja," ujar Nasrun, Rabu (30/9/2021).
Selanjutnya pada 1 Oktober 2021, mengibarkan bendera satu
tiang penuh untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila.
"Masyarakat kita imbau agar semuanya ikut memperingati
Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2021. Pertama pada 30 September kita naikan
bendera setengah tiang sebagai tanda penghormatan, kemudian pada 1 Oktober
bendera dinaikkan satu tiang penuh,” jelasnya. (fat)