Hadiyanto (42), pengurus Kampung Lobster Banyuwangi berdiri di samping aquarium lobster. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Menjelang perayaan tahun baru Imlek, permintaan komoditas lobster untuk pasar ekspor meningkat tajam.
Hadiyanto (42), salah seorang pembudidaya lobster di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, mengaku kewalahan memenuhi permintaan lobster, utamanya jelang Imlek.
"Untuk permintaan lobster dari luar negeri berapapun
tidak akan cukup. Semua pasti akan ditampung, berapapun produksinya selalu
terserap pasar,” kata pria yang juga pengurus Kampung Lobster Banyuwangi ini,
Sabtu (21/1/2023).
Menurutnya, terdapat beberapa jenis lobster yang diminati
pasar ekspor. Yakni lobster jenis pasir dan batik. Lobster-lobster tersebut
dikirim ke berbagai negara, seperti Hongkong, Taiwan dan China.
Dalam satu kali pengiriman, Kampung Lobster mampu
memenuhi kebutuhan pasar hingga 500 kilogram lebih. Lobster konsumsi ini
dikirim dalam kondisi masih hidup.
"Untuk harganya, selama satu bulan kemarin sempat
tembus Rp. 550 ribu per kilogram, sekarang mendekati Imlek harga lobster mulai
turun di bawah Rp. 500 ribu per kilonya," kata dia.
Pekerja sedang memilah lobster yang akan diekspor. (Foto: Fattahur)
Berbeda dengan permintaan pasar global, permintaan pasar
lokal menurut Hadiyanto, masih relatif stabil.
“Kalau permintaan konsumen lokal masih stabil. Rata-rata
minta yang lobster beku, beda kalau luar negeri kan harus hidup,"
ungkapnya.
Selain melayani pesanan lobster segar, di Kampung Lobster
Bangsring Banyuwangi ini juga melayani lobster dalam bentuk hidangan.
Beragam jenis kuliner lobster tersedia di lokasi ini. Tak
salah jika Kampung Lobster yang terletak di Dusun Maduran, Desa Bangsring,
Kecamatan Wongsorejo kerap menjadi jujugan bagi para pecinta kuliner seafood.
(fat)