(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Pudam) Banyuwangi meraih nilai tertinggi kinerja nasional 2022 dari Direktorat Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pudam Banyuwangi mendapat nilai tertinggi dari 389 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) air minum se-Indonesia.
"Alhamdulilah Pudam Banyuwangi meraih 4,45. Ini merupakan nilai tertinggi dari 389 BUMD air minum seluruh Indonesia," kata Pjs Direktur Utama Pudam Banyuwangi, Abdur Rahman, Sabtu (21/1/2023).
Proses penilaian kinerja BUMD Air
Minum dilakukan dengan kolaborasi antara Kementerian PUPR dengan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Proses penilaian dilakukan mulai
April hingga Juli 2022 pada 389 BUMD Air Minum, dengan menggunakan data BUMD
Air Minum Tahun Buku 2021.
Setelah proses penilaian,
Direktorat Air Minum melakukan penyelarasan atau validasi serta verifikasi
terhadap data-data kinerja 389 BUMD Air Minum bersama Tim BPKP.
Adapun indikator penilaian
menggunakan metode Balance Scored Card, untuk menerapkan prinsip skor berimbang
yang telah mempertimbangkan karakteristik masing-masing BUMD Air Minum. Di
dalamnya terdapat 18 indikator penilaian kinerja dalam empat aspek yang
dievaluasi.
"Empat aspek itu adalah keuangan,
pelayanan, operasional, dan sumber daya manusia. Masing-masing memiliki bobot
yang berbeda," kata Abdur.
Aspek keuangan dan pelayanan
masing-masing 25 persen. Sementara aspek operasional sebesar 35 persen, dan
pada aspek sumber daya manusia sebesar 15 persen. "Atas empat aspek
tersebut, Pudam Banyuwangi meraih nilai tertinggi. Ini kian memacu kami untuk
memberikan pelayanan terbaik ke depan," tambah Abdur.
Tata cara penilaian kinerja
menggunakan asumsi perhitungan. Pertama sesuai dengan kebijakan satu data, maka
cakupan pelayanan menggunakan angka rata-rata jumlah jiwa per-kepala keluarga
yang bersumber dari data BPS kabupaten/kota setempat. Dengan rata-rata jumlah
jiwa/KK secara nasional pada tahun 2022 sebanyak 3,79 jiwa/KK.
“Lalu yang kedua lewat uji kualitas air pelanggan menggunakan syarat dan ketentuan dalam Permenkes Nomor 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dan Permenkes Nomor 736 tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum, guna mencapai target air minum aman sesuai SDG’s tahun 2030,” tutupnya. (humas/kab/bwi)