Perusahaan Pemilik KMP Tunu Pratama Jaya Buka Suara Soal Manifest

Perusahaan Pemilik KMP Tunu Pratama Jaya Buka Suara Soal Manifest

Wakacab PT Raputra Jaya, Delnov Nababan dalam konferensi pers penutupan Operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. (Foto: Firman)

KabarBanyuwangi.co.id - Tim SAR resmi menutup operasi pencarian korban tragedi KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di perairan Selat Bali.

Namun hingga pencarian ditutup, data penumpang atau data manifest kapal masih simpang siur. Ironisnya, para pihak yang berkepentingan justru saling lempar.

Kalaksa BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto secara terbuka menanyakan kejelasan data manifest kapal tersebut.

Baca Juga :

"Yang saya tanyakan soal data riil manifest, karena ini menjadi dasar untuk saya menyampaikan ke masyarakat. Karena itu nanti juga berkaitan dengan santunan para korban," tanya Danang dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Senin (21/7/2025).

Namun Sar Mission Coordinator (SMC) operasi SAR kewilayahan maupun operator justru saling lempar. SMC menyatakan bahwa data manifest itu menjadi domain operator dan perusahaan kapal.

"Mulai awal sampai operasi ditutup, tidak ada data lain selain yang kita terima itu. Jumlah riilnya menjadi wewenang ASDP dan Raputra (perusahaan kapal Tunu Pratama Jaya). Tugas kami melakukan pencarian," kata Kepala Kantor SAR Surabaya sekaligus SMC kewilayahan, Nanang Sigit.

Sementara itu, GM ASDP Cabang Ketapang, Yannes Kurniawan menjelaskan, berdasarkan aturan data manifest menjadi tanggung jawab nahkoda kapal.

"Terkait manifest pada pasal 19 UU 17 tahun 2008 menjadi tanggung jawab nahkoda," kata Yannes Kurniawan.

Di sisi lain, PT Raputra Jaya sebagi perusahaan pemilik KPM Tunu Pratama Jaya tetap bersikukuh bahwa manifest resmi mencatat 65 orang berada di atas kapal, terdiri dari 53 penumpang dan 12 awak kapal

"Sesuai data 53 penumpang dan 12 crew itu data manifestnya," kata Wakacab PT Raputra Jaya, Delnov Nababan.

Namun data di lapangan justru menunjukkan kejanggalan. Beberapa korban, baik yang selamat maupun yang meninggal, tidak tercantum dalam manifest. Delnov berdalih bahwa perusahaan tidak memungkinkan adanya penumpang di luar daftar.

"Nahkoda gak mungkin menambahkan. Kita selalu berdasar data tiket yang ada. Ya datanya seperti itu (65)," imbuhnya.

Sebagai informasi hingga operasi SAR ditutup tepat pada hari ke-20, Senin (21/7/2025), total 49 korban ditemukan. Rinciannya, 30 selamat, 19 meninggal dunia, dan 4 diantranya belum berhasil diidentifikasi. (tim)