Petani di Desa Blambangan Kecamatan Muncar sedang memanen padi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Memasuki musim tanam, petani di
Kabupaten Banyuwangi mengeluh kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Selain
sulit didapat, harga pupuk bersubsidi juga cenderung mengalami kenaikan.
Seperti yang diungkapkan, Boni Rahayu (50), petani asal
Desa Blambangan, Kecamatan Muncar ini mengaku, harga pupuk bersubsidi seperti
urea di tingkat kios mencapai Rp 125 ribu per karung.
"Padahal, harga pupuk urea sebelumnya hanya Rp 100
ribu sampai Rp 112 ribu per karung. Selain mahal, barangnya (pupuk bersubsidi)
juga susah didapat," akunya, Minggu (4/3/2021).
Mahalnya harga pupuk tersebut, jelas sangat memberatkan
para petani. Apalagi hasil panen saat ini, kata Boni, kebanyakan petani merugi
lantaran harga gabah merosot atau mengalami penurunan semenjak hama menyerang
dan adanya faktor cuaca ekstrem.
Oleh sebab itu, dia berharap, pemerintah bisa mendengar
keluh kesah yang dirasakan para petani.
Senada juga diungkapkan, Sadiyah (50) petani asal Kecamatan
Giri, Banyuwangi ini mengaku, harga pupuk di tingkat kios atau eceran bisa
mencapai Rp 3.500 sampai 4.000 rupiah per kilogramnya
"Padahal, sebelumnya harganya hanya Rp 2.500 per
kilonya. Kalau sekarang, harganya terlalu mahal. Saya berharap pemerintah bisa
membantu menstabilkan harganya, mengembalikan seperti semula," lontarnya.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Pertanian
RI telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi Tahun 2021.
Untuk HET pupuk subsidi urea yakni Rp 2.250 per kilogram, dan Rp 112.500 per
karung. (fat)