Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto. (Foto: Fattahur/Dok)
KabarBanyuwangi.co.id – Merosotnya prestasi kontingen Banyuwangi di ajang Porprov Jatim IX tahun 2025 memantik reaksi dari DPRD setempat.
DPRD berencana memanggil Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan arah kebijakan pembinaan dan prestasi olahraga.
Pasalnya, prestasi kontingen Banyuwangi tahun ini terjun
bebas. Jika sebelumnya mampu masuk 10 besar, kini terdampar di peringkat ke-15.
Bahkan target untuk menembus tiga besar pun jauh dari
harapan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sewaktu pelepasan atlet menuju
Porprov Jatim IX 2025.
Dalam ajang Porprov Jatim IX 2025, Kontingen Banyuwangi
hanya mampu mengumpulkan 150 poin dengan perolehan 12 medali emas, 28 perak,
dan 46 perunggu.
Padahal anggaran yang digelontorkan khusus untuk keikutsertaan
Banyuwangi di ajang Porprov Jatim IX 2025 mencapai Rp 2,7 miliar. Ini belum
termasuk anggaran reward atlet peraih medali.
Hal inilah yang memicu reaksi serius dari dewan. Wakil
Ketua DPRD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto mengatakan, pihaknya bakal
memanggil KONI dan Dispora.
Mantan Ketua KONI Banyuwangi periode 2016-2018 ini mengakui jika dirinya tidak pernah lagi
melakukan pemantauan arah kebijakan pembinaan dan prestasi olahraga.
"Banmus DPRD Banyuwangi telah menjadwalkan rapat
bersama KONI Banyuwangi dan Dispora. Kita minta KONI untuk presentasi
program," kata Michael.
Sementara itu, Ketua Persatuan Sepak Takraw Indonesia
(PSTI) Banyuwangi, Pujo Waluyo berharap tidak hanya KONI dan Dispora saja yang
diundang. Masing-masing pengurus cabor juga hendaknya turut dihadirkan sebagai
pembanding.
"Tahun ini pengurus cabor paling merasakan carut
marutnya pengiriman atlet di ajang Porprov Jatim IX 2025, sementara jika
menilik anggarannya sebetulnya lebih dari cukup bahkan gede," beber Pujo.
Ia menambahkan, sejumlah atlet gagal berangkat ke Porprov
gegara pembatasan jumlah atlet. Bahkan beberapa di antaranya gagal bertanding
akibat tak didaftarkan oleh panitia dari KONI Banyuwangi.
"Itu belum termasuk anggaran pembinaan cabor yang
tahun ini cuma Rp 8,5 juta, sangat jauh dari kepatutan," ungkap Pujo.
(fat)