PT BSI dan Petani Banyuwangi Kolaborasi Kembangkan Usaha Ternak Kambing hingga Pupuk OrganikPT Bumi Suksesindo

PT BSI dan Petani Banyuwangi Kolaborasi Kembangkan Usaha Ternak Kambing hingga Pupuk Organik

Kelompok tani di Banyuwangi menerima bantuan kambing dari PT BSI. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Di tengah keterbatasan pupuk kimia bersubsidi, petani di Banyuwangi menemukan solusi cerdas dengan menjadikan kotoran kambing sebagai pupuk organik.

Program inovatif itu digagas oleh PT Bumi Suksesindo (PT BSI), perusahaan tambang emas yang beroperasi di Gunung Tumpang Pitu, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.

Bekerja sama dengan kelompok tani Rawa Jaya, PT BSI mengubah kultur budi daya petani yang terbiasa dengan pupuk kimia, beralih ke pupuk organik dari kotoran kambing.

Baca Juga :

"Program pupuk organik ini bisa menjawab kebutuhan masyarakat ditengah pembatasan pupuk kimia bersubsidi dari pemerintah,” kata Hari Setio Budi, petugas Community Relation PT BSI, Kamis (14/3/2024).

Program tersebut dimulai dengan memberikan 80 ekor kambing kepada 4 kelompok tani yang masing-masing beranggotakan 10 orang. Setiap kelompok menerima 20 ekor kambing yang kemudian dibudidayakan dan digulirkan kepada anggota lain.

"Saat ini jumlah kambing di kelompok kami sekarang, kurang lebih 670 ekor dan dimiliki 34 orang anggota,” kata Sujiono, Ketua Kelompok Rawa Jaya.

Sebagian kambing dijual untuk mencukupi kebutuhan hidup anggota. Kurang lebih sudah 800 ekor kambing yang dijual untuk mencukupi kebutuhan ekonomi mereka.

Sementara kotoran kambing dari program ini diolah menjadi pupuk organik dengan bantuan peralatan pembuatan pupuk organik secara fermentasi, termasuk mesin penghancur kotoran ternak yang diberikan oleh PT BSI.

Sejak November 2023, kelompok tani Rawa Jaya telah memproses 10 ton pupuk organik dan menggunakannya di atas lahan buah naga seluas 10 hektare milik mereka. Sebagian disalurkan kepada petani lain yang membutuhkan.

Pupuk organik dari kotoran kambing terbukti bermanfaat bagi tanaman buah naga. Meskipun membutuhkan waktu lebih lama untuk diserap dibandingkan pupuk kimia, pupuk organik menghasilkan panen yang lebih berkualitas.

"Sejak pakai pupuk organik, petani bisa panen 8-9 ton buah naga. Kalau dengan pupuk kimia hanya 6-7 ton saja. Dari sisi mutu, lebih bagus buah naga dengan pupuk organik. Buahnya tahan dan lebih berat. Warnanya lebih bagus,” kata Sujiono.

Selain itu, penggunaan pupuk organik dapat menghemat biaya produksi hingga 50 persen. Sehingga dapat meringankan beban para petani.

PT BSI berkomitmen untuk membantu petani mengembangkan program ini. Pendampingan rutin diberikan kepada kelompok tani untuk memastikan budi daya kambing dan pembuatan pupuk organik berjalan dengan baik.

"Kami beri pendampingan dan saran-saran bagaimana budi daya yang baik dan menjaga kelompok tetap eksis dan berkembang,” lanjut Hari.

PT BSI akan melakukan uji laboratorium untuk mengetahui kandungan pupuk organik dan memastikan kualitasnya. Dengan harapan, pupuk organik ini dapat dipasarkan.

Menurut Hari, kelompok tani berharap usaha yang mereka rintis bersama PT BSI bisa semakin berkembang. “Kami ingin mengembangkan pengelolaan pupuk organik sehingga bisa kami jual ke luar daerah,” imbuhnya. (fat)