Sejak 1972 Kakek Asal Trembelang Cluring Ditemukan Hidup Sebatangkara di Kepulauan RiauIkawangi Kepri

Sejak 1972 Kakek Asal Trembelang Cluring Ditemukan Hidup Sebatangkara di Kepulauan Riau

Kakek Jumari yang hidup sebatangkara di sebuah gubug di Bintan. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Kakek Jumari (74) yang mengaku berasal dari Dusun Trembelang, Desa/Kecamatan Cluring, Banyuwangi ditemukan oleh salah seorang mualaf bernama Hendri di sebuah gubug, tinggal sendirian di kilometer 15 Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Awalnya, Hendri menemui Kakek tersebut sebagai mustahiq atau penerima sedekah hidup. Merasa iba dengan kondisinya, selanjutnya Hendri menghubungi kenalannya salah seorang pengurus Ikawangi Kepri.

Tanpa pikir panjang, sejumlah pengurus Ikawangi Kepri yang dikomando langsung oleh ketuanya Nurry Argo Wiranto menindaklanjutinya dengan menuju lokasi untuk menemui Kakek Jumari. 

Baca Juga :

“Saya langsung dihubungi Pak Hendri, atas keberadaan Pak Jumari. Bersama Bendahara Ikawangi Kepri, Mas Nico, saya langsung menuju lokasi yang berjarak 8 kilometer dari tempat tinggal saya,” ujar Nurry Argo Wiranto, Ketua Ikawangi Kepri kepada KabarBanyuwangi.co.id, Sabtu (11/6/2021) sore.


Kakek Jumari saat ditemui Nurry Argo Wiranto, Ketua Ikawangi Kepri. (Foto: Istimewa)

Setelah memastikan keberadaan Pak Jumari, serta berhasil mengorek sisilah nama keluarganya, Nuri langsung memposting foto dan sedikit keterangan tentang Pak Jumari ke Group Ikawangi Dunia.

Kepada warga Banyuwangi yang ada di Group WhatsApp (WA) tersebut, diminta membantu mencarikan keluarganya.

“Alhamdulillah respon teman-teman sangat cepet, dengan menghubungi aparat di desa asal Pak Jumari, yaitu Glagah Agung, Karetan. Pak Jumari ini, mengaku menikah dengan orang Trembelang dan katanya mempunyai anak satu,” kata Nurry yang asli Sraten, Cluring ini.

“Saat meninggalkan rumah tahun 1972, anaknya bernama Misati masih kecil. Mungkin sekarang kangen dan ingin ngomong langsung,” imbuh Nurry.


Kakek Jumari diapit Bendahara dan Ketua Ikawangi Kepri. (Foto: Istimewa)

Kepada Nurry dan Nico, Pak Jumari menceritakan, sejak tahun 1972 sudah menjelajahi pulau Sumatera. Bahkan pernah merantau ke Malaysia dan Kembali lagi ke Sumatera, tetapi mengaku tidak sekalipun pulang ke Banyuwangi.

“Saya berharap keluarganya di Banyuwangi segera ditemukan, kemudian kita atur bagaiamana rencana selanjutnya,” terang Nurry yang terus melakukan koordinasi dengan Ikawangi Kepri hingga larut malam.

“Setelah saya ketemu dan berhasil mengorek sejumlah keterangan, Pak Jumari kemarin tinggal di gubuknya di kilometer 15 Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri,” pungkasnya. (sen)