Tim ZI Lapas Banyuwangi menggali ilmu dari Lapas Pasuruan. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id, Pasuruan - Lapas Banyuwangi semakin serius dalam melaksanakan pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan studi tiru ke Lapas Pasuruan, Sabtu (3/12/2022).
Keberhasilan Lapas Pasuruan mendapatkan predikat WBK pada tahun 2021 lalu merupakan dasar pertimbangan bagi tim ZI Lapas Banyuwangi untuk menggali ilmu dari Lapas yang dipimpin oleh Yhoga Aditya Ruswanto itu.
“Studi tiru ini kami lakukan sebagai bahan evaluasi untuk semakin memantapkan langkah kami dalam
pembangunan ZI menuju WBK/WBBM tahun depan,” ujar Kalapas Banyuwangi Wahyu
Indarto.
Wahyu menyebutkan bahwa kedatangan timnya ke Lapas
Pasuruan dilakukan untuk mencontoh berbagai hal yang positif terkait dengan
pelayanan di Lapas Pasuruan.
“Kami terus berkomitmen untuk memperbaiki kualitas
pelayanan, dengan studi tiru ini kami akan terapkan berbagai hal positif yang
ada di Lapas Pasuruan, harapannya dapat semakin memberikan kemudahan pelayanan
kepada masyarakat maupun warga binaan,” ucapnya.
“Pengalaman dan ilmu yang kami dapatkan dari studi tiru
ini sesegera mungkin akan kami terapkan di Lapas Banyuwangi,” imbuhnya.
Pada saat bersamaan, Plt. Kakanwil Kemenkumham Jatim Anak
Agung Gede Krisna juga melakukan kunjungan ke Lapas Pasuruan untuk melakukan
pembinaan, monitoring, pengawasan dan pengendalian (Bintorwasdal).
Agung menjelaskan bahwa perjuangan untuk mendapatkan
predikat WBK semakin berat. Karenanya ia menuntut jajarannya untuk memunculkan
beragam inovasi yang memiliki dampak langsung terhadap kemudahan dan kecepatan
layanan kepada masyarakat.
“Kita sebagai ASN dengan core value BERAKHLAK dituntut
untuk tidak menyerah dan menjadikan semua itu sebagai tantangan untuk
mewujudkan perubahan kearah yang positif,” beber Agung.
Pria yang juga pernah memimpin Lapas Malang itu
membeberkan kunci keberhasilan pembangunan ZI menuju WBK/WBBM. “Kuncinya hanya
ada dua, yaitu luruskan niat dan ciptakan kesinambungan di antara keenam Pokja
(Kelompok Kerja),” pungkas Agung. (red)