TNI AL, Polisi dan Basarnas Simulasi Pengamanan Kabel Bawah Laut Selat BaliTNI AL Banyuwangi

TNI AL, Polisi dan Basarnas Simulasi Pengamanan Kabel Bawah Laut Selat Bali

Simulasi tanggap darurat pengamanan obyek vital kabel bawah laut, Jawa-Bali. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Simulasi tanggap darurat pengamanan obyek vital kabel bawah laut, 150.000 volt Jawa-Bali digelar di perairan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Rabu (8/12/2021).

Kegiatan melibatkan personel gabungan dari Pangkalan TNI AL (Lanal), Polisi, dan Basarnas. Mereka mensimulasikan penyelamatan obyek vital kabel bawah laut saat ada kapal yang trouble dan terpaksa lego jangkar.

Dalam simulasi itu, digambarkan sebuah kapal ferry sarat penumpang di penyeberangan Ketapang, Banyuwangi, ke Bali, terseret arus. Kondisi darurat itu membuat kapal akhirnya lego jangkar. 

Baca Juga :

Celakanya, jangkar nyangkut di kabel bawah laut PLN Jawa-Bali. Beruntung, tim gabungan TNI AL, Satpolair dan Basarnas bergerak cepat. Jangkar berhasil dipotong dan seluruh penumpang kapal terselamatkan. 

Danlanal Banyuwangi, Letkol Laut (P) Ansor mengatakan, kegiatan simulasi perdana dilakukan setelah 3 tahun tidak digelar karena pandemi. Obyek vital nasional kabel bawah laut ini, menghubungkan aliran listrik untuk tiga perempat kebutuhan listrik ke Pulau Bali. 

"Ini bagian dari tanggap darurat, antisipasi jika terjadi kondisi darurat pada kabel bawah laut Jawa-Bali yang menjadi obyek vital. Kabel bawah laut Jawa-Bali berkekuatan 150.000 volt ini, menjadi penopang utama pasokan listrik ke Bali," tegasnya. 

Kabel bawah laut Jawa-Bali, pengamanannya menjadi tanggungjawab jajaran TNI AL, namun, ketika terjadi kondisi darurat, seluruh komponen dilibatkan.

Jalur kabel laut ini menjadi perlintasan penyeberangan kapal dari Ketapang, Banyuwangi ke Gilimanuk, Bali. Sehingga, sangat rawan. Meski dipasangi mercusuar tanda bahaya, sering kali kapal ferry terseret arus ke lokasi ini. 

"Latihan tanggap darurat ini sangat penting. Ketika sewaktu-waktu terjadi gangguan, kita bisa bergerak cepat,” tegas Danlanal. 

Di kesempatan yang sama, General Manager Unit Induk Tranmisi PLN Jawa Timur-Bali, Didik Fauzi Dakhlan menambahkan, simulasi sangat penting dilakukan karena Bali adalah wajah dari Indonesia. Sehingga, kebutuhan pasokan listrik wajib lancar. 

"Kenapa harus dijalankan karena memang Bali ini sebagian kita suplai dari Jawa listriknya. Dan lewat kabel laut inilah suplai untuk Bali. Jika tersendat, ini akan berdampak kurang bagus bagi Bali yang menjadi muka Indonesia," tegasnya.

"Sebenarnya ini rutin kita lakukan, setiap tahun kita lakukan, sekitar November Desember begini kerjasama dengan Lanal Banyuwangi maupun pihak kepolisian, ASDP, Dinas Perhubungan," tambahnya. 

Pihaknya menitipkan ke personel TNI AL dan Polresta Banyuwangi serta komponen terkait dalam menjaga jaringan kabel bawah laut tersebut. 

"Kemampuannya sampai sekitar 600 Mega watt. Makanya kita titip kepada petugas pengamanan laut, TNI dan kepolisian juga Basarnas dan Dinas Perhubungan untuk menjaga kabel bawah laut ini," pungkasnya. (fat)