Warga Binaan Lapas Bayuwangi Produksi 688 Kain Batik untuk PIPAS JatimLapas Kelas IIA Banyuwangi

Warga Binaan Lapas Bayuwangi Produksi 688 Kain Batik untuk PIPAS Jatim

Warga binaan membatik di dalam Lapas Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Warga binaan Lapas Kelas IIA Banyuwangi telah memproduksi ratusan lembar kain batik untuk memenuhi kebutuhan pesanan seragam Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan (PIPAS) Jawa Timur.

“Sampai saat ini tercatat sebanyak 688 kain batik telah didistribusikan ke beberapa UPT Pemasyarakatan di Jawa Timur,” ujar Kalapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, Rabu (23/7/2025).

Wayan mengatakan, produksi akan terus dilakukan hingga seluruh kebutuhan batik yang dipesan PIPAS Jatim terpenuhi. Kain-kain ini nantinya akan dikenakan dalam berbagai pertemuan rutin.

Baca Juga :

"Motif yang diproduksi pun disesuaikan dengan kebutuhan yang menggambarkan kekayaan budaya dan kearifan lokal Jawa Timur,” terangnya.

Pesanan dari PIPAS Jatim itu menjadi bentuk apresiasi terhadap kerja keras dan keterampilan warga binaan. Hal itu juga menjadi bukti bahwa keterampilan dan pembinaan yang diberikan di Lapas Banyuwangi benar-benar bermanfaat.

“Warga binaan tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga bisa menghasilkan produk yang diminati pasar,” imbuhnya.

Batik Jeruji sendiri telah lama dikenal dengan motif gajah oling jeruji dan kualitas produksnya tidak kalah dengan pengrajin batik profesional.

Warga binaan yang terlibat dalam produksi batik ini mendapatkan pelatihan intensif dari para ahlinya, sehingga mereka mampu menghasilkan karya bernilai tinggi.

Selain sebagai sarana pembinaan, Batik Jeruji juga menjadi wadah bagi warga binaan untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah bebas nanti. Dengan keterampilan membatik yang dimiliki, diharapkan mereka mandiri dan memiliki mata pencaharian yang berkelanjutan.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas produk dan memperluas jaringan pemasaran Batik Jeruji. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk mendukung program reintegrasi sosial Warga Binaan,” pungkasnya. (red)