Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono ungkap sejumlah hasil investigasi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. (Foto: KabarBanyuwangi.co.id)
KabarBanyuwangi.co.id – Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya mulai menemukan titik terang. Meski belum menyimpulkan penyebab pasti, hasil investigasi ini memberikan gambaran mengapa insiden ini terjadi.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap kapal ferry tersebut membawa muatan tiga kali lipat dari kapasitas maksimal saat insiden terjadi pada Rabu (2/7/2025) lalu.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyebut kapal yang
seharusnya hanya mengangkut 138 ton, ternyata membawa sekitar 538 ton saat
tenggelam.
“Lebih dari tiga kali lipat beban yang dibawa. Ini sudah
melewati garis muat kapal,” ujar Soerjanto saat konferensi pers kunjungan kerja
Komisi V DPR RI di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Selasa (22/7/2025).
KMP Tunu Pratama Jaya adalah kapal jenis Ro-Ro
(Roll-On/Roll-Off) hasil modifikasi dari kapal LCT tahun 2010. Kapasitas
aslinya adalah 23 kendaraan, 60 penumpang, dan 12 awak kapal.
Namun, data lapangan menunjukkan jumlah kendaraan dan
penumpang melampaui batas, dan banyak yang tidak terdaftar dalam manifest.
“Akibatnya, lambung kapal menyentuh air hingga ke bagian
pisang-pisang yang seharusnya masih mengapung. Kapal sudah tidak stabil bahkan
sebelum berlayar,” ungkap Soerjanto.
Selain itu, KNKT menemukan bahwa kendaraan di dalam kapal
tidak diikat sesuai prosedur (lashing) dan tidak ada rencana pemuatan (storage
plan), yang menyebabkan muatan bergeser saat kapal berlayar.
"Dalam hal ini KMP Tunu Pratama Jaya jatuh tenggelam
pada sisi kanan kapal akibat kendaraan di buritan (bagian belakang kapal)
bergeser dan bertumpuk ke sisi kanan,” terang Soerjanto.
KNKT juga mengungkapkan bahwa kapal tersebut juga diduga
tidak menerapkan sejumlah standarisasi keselamatan dengan baik sebelum
berlayar. Mulai dari life jacket, inflattable life raft, pintu kamar mesin,
lubang freeing port dan free board, hingga rampa kapal yang tak sesuai aturan.
Namun, pihaknya mencatat KMP Tunu Pratama Jaya telah
menjalani ramp check oleh marine inspector pada 3 Juni 2025 dan docking oleh
BKI pada Oktober 2024, dengan hasil “baik”. (tim)