
Penanaman jagung kuartal IV, dan penanaman pohon durian di Green Farm Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, bersama Polresta Banyuwangi, Pramuka, dan HKTI, Minggu sore (9/11/2025). (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Kabupaten Banyuwangi mencatat positif dalam sektor pangan. Produksi padi dan jagung mengalami surplus signifikan pada 2025.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan, keberhasilan itu lahir dari kerja kolaboratif lintas sektor. Termasuk di dalamnya petani, pemkab, TNI-Polri, dan mitra kerja.
“Ini bukti sinergi semua pihak.
Semua bahu-membahu dan bergotong-royong untuk mendukung serta menyukseskan
swasembada pangan Bapak Presiden,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani,
Selasa (11/10/2025).
Ipuk menjelaskan, ketersediaan
beras pada Januari hingga Oktober 2025 mencapai 464.844,63 ton. Jumlah itu naik
dari stok beras periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 432.016,98 ton.
Stok yang meningkat ini membuat
Banyuwnagi surplus beras hingga 328.302 ton. Sebab kebutuhan beras di kabupaten
ujung timur Pulau Jawa ini hanya 136.542,26 ton.
Sementara stok jagung juga naik
dari 181.332,54 ton pada Januari-Oktober 2024 menjadi 208.673,70 ton pada
periode yang sama 2025.
Dengan kebutuhan jagung yang
hanya 58.206,07 ton, Banyuwangi mencatatkan surplus 150.467 ton. Jumlah itu
meningkat hampir 27 ribu ton dibanding tahun sebelumnya.
“Alhamdulillah, produksi padi dan
jagung Banyuwangi selalu surplus dan bahkan meningkat tiap tahunnya.
Terimakasih TNI, Polri, HKTI, seluruh mitra, dan petani. Semua ini tercapai
berkat kerja keras semua,” kata Ipuk.
Dewan Pembina HKTI Jawa Timur
Jenderal (Purn) Badrodin Haiti, saat menghadiri acara panen padi di Banyuwangi
beberapa waktu lalu, menyampaikan, gerakan pertanian Banyuwangi sejalan dengan
visi nasional untuk mewujudkan kedaulatan pangan yang mandiri dan berkeadilan.
Ia menyatakan, pemerintah pusat
tengah memperkuat program strategis untuk memastikan ketersediaan pangan yang
cukup. Hal itu dianggap penting untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dengan
mengurangi ketergantungan pada impor.
“Ini merupakan satu program yang
memang pro-kerakyatan dan patut kita dukung bersama. HKTI juga hadir untuk
terus memperjuangkan kesejahteraan petani,” kata Kapolri periode 2015-2016 ini.
Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol
Rama Samtama Putra menambahkan, Polresta turut berperan aktif mendukung program
ketahanan pangan nasional, khususnya pada komuditas jagung. Salah satu program
kepolisian adalah pembukaan dan pengelolaan lahan tanam baru.
“Kami di jajaran Polresta Banyuwangi
berkomitmen mensukseskan program Asta Cita Bapak Presiden Prabowo terkait
dengan ketahanan pangan,” ungkapnya.
Di Banyuwangi, lahan pertanian
padi telah tertanam dengan luasan total 6.339 hektare. Jumlah itu melebihi
target awal yang ditetapkan, yakni 6.294 hektare. Sementara komuditas jagung
telah tertaham di lahan seluas 300 hektare, dari target 697 hektare.
Adapun lahan pesantren dari
target 25 hektare telah tertanam 20 hektare, sedangkan lahan kehutanan sosial
mencapai 82 hektare dari target 495 hektare. Ke depan, akan ada tambahan 50
hektare lahan jagung baru di kawasan Green Farm yang akan semakin memperkuat
produktivitas pangan Banyuwangi.
Sementara itu, pemilik Green
Farm, Arum Sabil yang juga Ketua Kwarda Pramuka Jatim menyebut kawasan ini
sebagai pusat pelatihan pertanian terpadu. Saat ini, di area tersebut telah
dipasang sistem pompa air tenaga surya yang mendukung efisiensi irigasi dan
keberlanjutan produksi pertanian.
“Program ini diharapkan memperkuat swasembada pangan nasional sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto,” tuturnya. (humas/kab/bwi)