Bea Cukai Sebut Rokok Ilegal di Banyuwangi Dipasok dari Luar Daerah, Jember dan MaduraKejaksaan Negeri Banyuwangi

Bea Cukai Sebut Rokok Ilegal di Banyuwangi Dipasok dari Luar Daerah, Jember dan Madura

Konferensi pers pengungkapan kasus rokok ilegal di Banyuwangi. (Foto: Fattahur)

KabarBanyuwangi.co.id – Kepala Kantor Bea Cukai Banyuwangi, Latif Helmi mengungkapkan bahwa kebanyakan rokok ilegal yang beredar di Banyuwangi dipasok dari luar daerah.

Berdasarkan data, Bea Cukai Banyuwangi sepanjang tahun 2025 telah melakukan tiga kali penyidikan atas pelanggaran serupa.

Total barang bukti mencapai 779.944 batang rokok ilegal senilai lebih dari Rp 1,1 miliar dengan potensi kerugian negara sebesar Rp 589 juta.

Baca Juga :

Sementara pada tahun 2024, satu kasus serupa juga diungkap dengan barang bukti lebih dari 200 ribu batang rokok tanpa pita cukai senilai Rp 279 juta dengan potensi kerugian negara mencapai Rp 151 juta.

"Kebanyakan rokok ilegal di Banyuwangi berasal dari luar daerah. Seperti Madura dan Jember," kata Helmi saat konferensi pers pengungkapan peredaran rokok ilegal di Kejaksaan Negeri Banyuwangi pada Kamis (7/8/2025).

Sebagai langkah antisipasi, Bea Cukai bersama instansi terkait meningkatkan pengawasan dan pemberantasan peredaran rokok ilegal di daerah asal hingga ke toko-toko kelontong.

Helmi mengimbau masyarakat untuk tidak menjual rokok ilegal. Sebab, bila ketahuan akan terjerat hukum dengan ancaman pidana dan denda yang tidak ringan.

"Kami mengimbau masyarakat agar turut membantu dalam upaya menekan peredaran rokok ilegal,” tuturnya.

“Caranya tidak mengkonsumsi rokok ilegal, tidak memperjualbelikan rokok ilegal, serta melaporkan kepada Bea Cukai apabila mengetahui informasi terkait peredaran rokok ilegal," tambahnya.

Ketimbang mengkonsumsi dan menjual rokok ilegal, Helmi mendorong agar masyarakat memilih rokok legal produksi lokal Banyuwangi. Sebab, hal itu juga bagian mendukung kemajuan industri di daerah.

"Penerimaan bagi hasil cukai tembakau di Banyuwangi mencapai Rp 35,4 miliar. Ini perlu diupayakan supaya industri ini bisa lebih maju serta serapan tenaga kerja bisa lebih banyak," kata Helmi. (fat)