(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Program ”Jagoan Tani”, ajang menumbuhkan semangat kewirausahaan bidang agribisnis untuk anak muda di Banyuwangi, telah menyaring tim juara.
Sebanyak 1.015 anak muda dari 203 tim mengikuti ajang ini, dengan total hadiah modal Rp125 juta. Berbagai usaha rintisan diajukan dan didiskusikan, mulai pertanian pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, hingga kehutanan.
Startup pertanian Durian Garden
dari Desa Bayu, Kecamatan Songgon berhasil menjuarai kompetensi bergensi Jagoan
Tani Banyuwangi 2022. Ia berhasi menyisihkan lebih dari ratusan tim yang ikut
berlaga di ajang inovasi pertanian bagi kalangan anak muda itu dan berhak
mendapatkan bantuan modal senilai Rp 50 juta.
Hal tersebut diumumkan secara
langsung dalam awarding yang dihelat di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kamis
(16/6/2022).
Ketua Tim Durian Garden Songgon
Syva Dila Kharisma menyebutkan usaha rintisannya tersebut dimulai sejak 2018
seusai merampungkan kuliah. Ia bersama sejumlah kawannya, memanfaatkan media
sosial untuk melakukan penjualan si raja buah itu secara online.
“Kami menjualnya hingga ke luar
kota. Dengan memanfaatkan media sosial dan market place, kami berhasil menjual
durian hingga ke Jakarta dan luar kota lainnya,” ungkap Syva.
Tak sebatas melakukan penjualan secara online, melalui Durian Garden tersebut juga melakukan upaya pemberdayaan para petani durian. Selama ini, durian kerap dibeli oleh tengkulak secara grosir. Sehingga harganya lebih murah.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Namun, melalui Durian Garden
tersebut, pembelian bisa dilakukan per biji. “Dengan cara penjualan demikian,
petani bisa untung hingga 300 persen,” terang Syva.
Lebih jauh Syva menyebutkan jika
Durian Garden juga melibatkan masyarakat sekitarnya dalam pengembangan
bisnisnya tersebut. Selain membuka destinasi wisata berbasis durian di
kampungnya, ia juga memberdayakan warga untuk membuat beragam jenis olahan
durian.
“Kami juga melibatkan masyarakat
untuk membuat beragam kue berbahan dasar durian,” jelasnya.
Dari upayanya tersebut, membuat
dewan juri kepincut. Kukuh Roxa Putra sebagai juru bicara dewan juri
menjelaskan ada tiga keunggulan dari Durian Garden Songgon tersebut. Mulai dari
sustanability bussines (keberlanjutan bisnis), pelibatan masyarakat, hingga
pemanfaatan saranan teknologi informasi.
“Dari tiga hal aspek tersebut,
Durian Garden lebih unggul dibandingkan dengan para peserta lainnya,” ujar
Founder PT. Pandawa Agri Industri tersebut.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi
Ipuk Fiestiandani, merasa bangga dengan para peserta Jagoan Tani. Menurutnya,
hadirnya kalangan milenial dan anak muda lainnya terjun di dunia pertanian itu
merupakan sesuatu yang luar biasa.
“Di tengah berkurangnya petani, anak-anak muda Banyuwangi, justru berinovasi untuk bisa meningkatkan produktifitas pertanian hingga memordenisasi pengelolaan hasil tani dan pemasarannya,” terang Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Ipuk berharap para peserta Jagoan
Tani untuk tak berhenti mengembangkan usaha rintisannya hanya sekadar dalam
kompetisi tersebut. Namun, dapat dikembangkan lebih lanjut.
“Ke depan, kita akan terus
melakukan pendampingan, agar nantinya bisa benar-benar terwujud produk unggulan
dari dunia pertanian Banyuwangi,” tegasnya.
Jagoan Tani kali ini memasuki
pelaksanaan tahun kelima. Tak kurang 203 proposal yang terdaftar pada panitia.
Dari sejumlah pendaftar tersebut, akhirnya terseleksi menjadi 152 tim.
“Total semuanya ada 1015 peserta
yang terlibat. Komposisinya, 52 persen laki-laki dan 48 persen perempuan,” ujar
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi M. Khoiri.
Dari 152 tim yang lolos tahap
administrasi tersebut dilakukan sejumlah tes lanjutan. Mulai dari interview,
presentase produk hingga tahapan inkubasi bisnis. Dari berbagai tahapan
tersebut, terseleksi 30 startup yang lolos ke babak final. “Hasil penilaian
akhir inilah yang menjadi juaranya,” pungkas Khoiri. (Humas/kab/bwi)