(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Dalam menjalankan pembangunan, Pemkab Banyuwangi senantiasa menjaring aspirasi dalam sejumlah kelompok masyarakat. Salah satunya dari kaum perempuan lewat forum “Rembuk Perempuan”.
Forum ini digelar guna menyerap aspirasi kaum perempaun sebagai acuan dalam merancang kebijakan dan program pembangunan.
Rembuk Perempuan berlangsung di
aula Minak Jingggo Kantor Pemkab Banyuwangi, Senin (29/9/2025).
Sebanyak 55 orang peserta
perempuan berasal perwakilan berbagai organisasi seperti Fatayat dan Muslimat
NU, Nasyiatul Aisyiyah (Muhammadiyah), Wanita Bamag, Perkumpulan Perempuan
Katholik Banyuwangi, Perkumpulan Wanita Budha, Ikatan Wanita Pengusaha
Indonesia (IWAPI) Banyuwangi, Kader Posyandu, akademisi dan aktivis
perempuan.
Dalam rembug ini berbagai
permasalahan terkait perempuan dibahas untuk dicarikan solusinya dan
diimplementasikan dalam program pembangunan.
Bupati Banyuwangi Ipuk
Fiestiandani mengatakan Rembuk Perempuan ini menjadi bagian penting dalam
pembangunan daerah karena menggali berbagai permasalahan, potensi hingga
prioritas kebutuhan para perempuan.
“Kaum perempuan merupakan bagian
penting dalam berjalannya proses pembangunan di Banyuwangi, bahkan perempuan
memiliki peran besar di banyak sektor mulai UMKM, bidang pendidikan dan
kesehatan,” kata Bupati Ipuk.
“Karenanya kami berkomitmen untuk
mengakomodir sesuai dengan skala prioritas. Kami berharap pertemuan ini serta
hasil rekomendasi yang telah disampaikan akan membuat perempuan Banyuwangi
semakin maju dan berdaya,” imbuhnya.
Ada empat isu yang dikelompokkan
dalam empat kluster, yakni literasi keuangan, kekerasan perempuan dan
pernikahan dini, pengasuhan keluarga serta partisipasi perempuan dalam politik.
Dari sisi literasi keuangan dan
kewirausahaan sejumlah masalah diangkat seperti pelatihan literasi keuangan
yang masih belum menjangkau perempuan secara luas dan masih terbatasnya
pelatihan marketing untuk perempuan.
“Kami memberikan rekomendasi agar
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMPD) bisa menyiapkan pelatihan dan
fasilitator di desa-desa untuk pengembangan literasi keuangan, juga pelatihan
marketing dan akses modal, serta pelatihan manajemen usaha untuk para
perempuan,” ujar Eko Setyowati, perwakilan Perempuan Budha yang menjadi juru
bicara di forum tersebut.
Rekomendasi juga disampaikan
untuk penguatan pengasuhan keluarga dengan mengoptimalkan fungsi Rumah Desa
Sehat (RDS), advokasi kebijakan dan anggaran di desa untuk program pengasuhan
dan parenting serta penguatan desa ramah perempuan dan anak (DRPA).
Forum juga mendorong terbitnya
Peraturan Desa tentang Perlindungan Perempuan dan Anak, sosialisasi kesetaraan
gender hingga dukungan kebijakan desa terkait perlindungan perempuan dan anak.
Sedangkan kluster Keterwakilan
Perempuan Dalam Politik, forum memberikan rekomendasi program pendidikan
politik serta kebijakan pengarusutamaan gender di tingkat desa untuk
meningkatkan kemampuan dan partisipasi politik perempuan yang masih rendah.
Ditambahkan Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Suyanto Waspotondo, semua rekomendasi tersebut
akan menjadi acuan pertimbangan dalam merancang rencana pembangunan.
“Setiap poin rekomendasi akan kami analisa dan secara bertahap dimasukkan dalam perencanaan pembangunan,” pungkasnya. (humas/kab/bwi)