Ikawangi Dewata Bali gelar upacara bendera lengkap dengan pakaian Gandrung dan Kebo-keboan khas kesenian Banyuwangi. (Foto: Humas Ikawangi Dewata)
KabarBanyuwangi.co.id - Petani dan tim kesenian Ikatan
Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Dewata Bali memperingati Hari Kemerdekaan ke-76
Republik Indonesia dengan menggelar upacara bendera di tengah sawah, tepatnya
di Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, Selasa
(17/8/2021) pagi.
Uniknya, pemimpin dan pembina upacara bergaya Kebo-keboan,
pengibar bendera berkostum Gandrung khas kesenian Banyuwangi. Upacara
pengibaran bendera juga dilengkapi peserta berjumlah, 11 orang mengenakan topi
petani dengan menerepkan protokol kesehatan (Prokes) ketat, seperti mengenakan
masker.
“Upacara ini merupakan wujud syukur kami atas kemerdekaan
Indonesia,” ujar Solihin, pemimpin upacara yang merupakan petani bunga di Desa
Sibang Gede.
Meski harus berkubang lumpur, peserta dan perangkat upacara tampak semangat dan khidmat mengikuti upacara bendera. Tiga penari Gandrung cantik tak segan menginjakkan kaki di tanah becek sambil membawa bendera merah putih. Setelah melangkah dengan hati-hati, mereka berusaha menjaga bendera agar tidak jatuh ke air berlumpur saat memasang ke tali bendera.
Pengibar bendara kenakan kostum Gandrung. (Foto: Humas Ikawangi Dewata)
Solihin yang juga aktif di tim kesenian Ikawangi Dewata
mengungkapkan bahwa upacara bendera di area persawahan sengaja dilakukan
sebagai bentuk penghormatan petani dan seniman tradisi kepada para pahlawan
yang telah berjuang meraih kemerdekaan.
“Kami mengajak para pemuda agar tidak segan turun ke sawah
menjadi petani. Terbukti di masa pandemi saat ini petani masih tetap bisa
tangguh menghadapi gejolak jaman," tambah Solihin.
Isroni yang menjadi pembina upacara mengatakan, upacara bendera ide spontanitas dari anggota tim kesenian Ikawangi Dewata Bali. Upacara disiapkan hanya, 2 hari sebelum acara dan tanpa latihan. Dalam pelaksanaan upacara, peserta wajib mengenakan masker dan menaati protokol kesehatan (Prokes).
Seluruh peserta upacara lakukan prokes secara
ketat. (Foto: Humas Ikawangi Dewata)
“Kostum Gandrung dan Kebo-keboan merupakan pesan dari kami
agar kita tidak abai dalam melestarikan seni tradisi, supaya kebudayaan bisa
terus berkembang dan tumbuh,” pungkas Isroni.
Upacara bendera di tengah sawah ditutup dengan penampilan
tarian Gandrung Kembang Menur Banyuwangi.
(Penulis: Lulut Joni, Wasekjen Ikawangi Dewata
Bali, asal Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi)