(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Ingin mengoptimalkan potensi di wilayahnya, Bupati Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua Herry Ario, mempelajari cara Kabupaten Banyuwangi mengembangkan pariwisata. Bahkan Herry mengajak Ketua DPRD Biak Numfor, Milkha Rumaropen, dan 46 pejabat, kepala distrik dan lurah.
"Kami ingin belajar berbagai program dan arah kebijakan Banyuwangi. Tidak hanya pariwisata saja sebenarnya, namun juga masalah keuangan, tata kelola pemerintahan, dan manajemen masyarakat," kata Herry.
Herry menjelaskan Biak Numfor yang
merupakan pulau tersendiri di Papua memiliki banyak potensi pariwisata yang
bisa dikembangkan. Secara histori sejak perang dunia II telah dijadikan salah
satu pangkalan perang.
"Kami punya bandara sepanjang
3,6 km dan pelabuhan. Selain histori sejarah, kami juga punya potensi kelautan,
di mana LIPI telah mengeluarkan 81 spot diving seperti terumbu karang maupun
kapal perang yang tenggelam,” urai Herry.
“Kami melihat ada beberapa kesamaan
potensi dengan Banyuwangi, yakni terkait pariwisata dan perikanan. Karena
itu kami ingin belajar di sini bagaimana mengembangkan semua potensi ini,"
imbuhnya.
Menurut dia, kedatangannya ke
Banyuwangi ini karena dinilai mampu mengubah imej daerahnya. Dari yang semula
acap dikenal kota santet, kini menjadi kota yang dikenal wisatanya.
“Kami ingin perubahan transformasi
juga terjadi di tempat kami. Sekaligus kami juga ingin belajar yang lain
tentang bagaimana pelayanan publik lewat smart kampung, manajemen tata kelola
kependudukan lewat aplikasi yang ada, dan banyak lagi," ujar Herry.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani
menyambut baik keinginan Bupati Biak Numfor dan jajarannya untuk belajar.
"Silakan saja apa yang positif dari Banyuwangi bisa diambil dan diterapkan
di sana," ujar Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Terkait pariwisata, Ipuk
menerangkan bahwa Banyuwangi mengembangkan ekowisata, yakni menjadikan alam
serta budayanya sebagai daya tarik daerah.
“Mendengar cerita dari Pak Bupati
terkait daerahnya, banyak hal yang sebenarnya bisa kami sharing dalam
mengembangkan wisata daerah. Saya juga banyak belajar bagaimana potensi bahari
di sana dikembangkan,” kata Ipuk.
Untuk saat ini, lanjut Ipuk,
pihaknya tengah berkonsentrasi bagaimana melakukan upaya pemulihan ekonomi
daerah, namun di satu sisi penanganan Covid-19 harus tetap dijalankan.
“Pariwisata juga menjadi salah satu
bagian dari upaya pemulihan ekonomi rakyat. Namun, pariwisata yang telah
mengadopsi gaya hidup baru (new Normal). Destinasi, rumah makan, maupun penginapan
boleh beroperasi namun harus mendapat sertifikasi dari satgas Covid-19. Itu
cara kami melindungi pengunjung,” kata Ipuk.
"Selain lewat pariwisata, peningkatan ekonomi masyarakat juga kami lakukan dengan mendorong tumbuhnya pelaku usaha sektor mikro, baik melalui berbagai pelatihan, bantuan modal usaha, memfasilitasi perijinan, dan lain-lain sehingga semua sektor menggeliat," pungkas Ipuk. (Humas/kab/bwi)