Tahu Petis Pak Agus merambah ke kuliner lain. (Foto: Himawan)
KabarBanyuwangi.co.id - Setiap pulang ke Banyuwangi, saya dan anak-anak menyepatkan mampir di Kedai Tahu Petis Pak Agus, Jl. Yos Suadrso, Klatak Banyuwangi. Sejak puluhan tahun lalu, juga bersama teman-teman Surabaya yang kebetulan tugas di Banyuwangi, kerap menghabiskan malam sambil menikmati tahu petis dan tahu walik.
Kedai Tahu Petis Pak Agus ini memang fenomenal, hanya berjualan tahu bisa buka 24 jam saat itu. Cirinya, ada mobil rusak yang terparkir dekat kedainya. Tidak hanya kedai utama, sejumlah kedai Pak Agus lainnya di sejumlah tempat, juga terparkir seonggok mobil rusak.
Terlpas dari penampilan kedanya, rasa tahu petis Pak Agus
memang bisa diandalkan. Terbukti pembelinya mengalir tanpa henti, apalagi
posisinya di pinggir jalan raya mau keluar dari Kota Banyuwangi. Tidak jarang
juga, rombongan dari Bali yang kebetulan melintas di JL. Yos Sudarso mampir dan
beli tahu untuk dibungkus dimakan saat perjalanan.
Saat Senin (14/6/2021), saat mengajak anak saya yang suka tahu petis Pak Agus sejak kecil. Saat itu mau pesan tahu walik, tetapi tidak ada. Kedanya semakin besar, dengan pondok-pondok yang tersebar di sejumlah tidak dalam satu area. Pelanggannya juga masih banyak, baik perorangan juga ada rombongan.
Saya tanya ke kasir keberadaan Pak Agus, katanya baru
pulang dan sedang memasak petis yang terkenal enak itu. Harga satu porsi isi 10
tahu masih Rp. 10 ribu, dengan petis dan cabe warna hijau. Rasanya masih
seperti dulu,artinya masih bertahan tidak mengalami perubahan.
Tahu Petis Pak Agus yang menjadi legenda
kuliner Banyuwangi. (Foto: Himawan)
Kedai utama di Jl. Yos Sudarso, sempat tutup beberap bulan.
Belum tahu penyebabnya, apa karena kontrakan lahannya habis, atau penyebab
lain. Saat itu sejumlah cabangnya tetap beroperasi. Bahkan titiknya semakin
banyak, dengan penampilan seperti yang saya sebutkan di atas.
Ada yang berbeda dari kedai utama, dengan menu tambahan
kuliner khas Banyuwangi. Pak Agus juga menawarkan Rujak Soto, Sego Tempong,
Sego Lalapan dan Ikan Bakar.
Saya belum tertarik dengan menu baru Pak Agus, karena masih
bisa dicari di tempat lain. Jadilah tetap konsisen memesan tahu petis, tanpa
tahu walik yang memang sedang kehabisan.
Ada yang yang mengejutkan, Pak Agus juga buka Kedai Barkery
yang menawarkan sejumlah roti. Saya juga belum tertarik, karena di tempat lain
banyak. Ada menu yang unik, yaitu Kopi Gigit. Namun saat aku pesan, ternyata
juga habis atau memang tidak tersedia. Pelayannya hanya nyengir, saat akan
tanya detail kenapa kok tidak ada.
Semoga Pak Agus tetap mempertahankan rasa Tahu Petisnya
yang sempat melegenda meskipun dikembangkan menu makanan lainnya. Saya
sebetulnya ingin ketemu Paka Agus, kenapa mobil rusaknya nggak nongkrong di
kedanya? Semoga selalu sukses Pak Agus dengan tahu petisnya, karena sudah
muncul pesaing Tahu Petis Mandar yang konon rasa petisnya lebih dahsyat.
Penasaran….
(Penulis: Himawan, warga Kecamatan Srono, Banyuwangi yang tinggal di Surabaya)